Tewaskan 100 Orang dalam Semalam, PM Israel Bersumpah Akan Terus Serang Gaza
Kunjungan Netanyahu ke pasukan Israel di utara Jalur Gaza terjadi hanya beberapa jam setelah malam paling mematikan dalam pertempuran antara Israel dan Hamas yang berlangsung selama 11 minggu.
BUKAMATA - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan sumpah keras bahwa serangan terhadap Jalur Gaza akan terus berlanjut, meskipun lebih dari 100 orang tewas dalam serangkaian serangan udara Israel semalam.

Kunjungan Netanyahu ke pasukan Israel di utara Jalur Gaza terjadi hanya beberapa jam setelah malam paling mematikan dalam pertempuran antara Israel dan Hamas yang berlangsung selama 11 minggu.
Israel, dengan alasan pembalasan atas serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober lalu, telah berada di bawah tekanan dari sekutunya, Amerika Serikat, untuk mengurangi intensitas operasi di Gaza dan mengurangi jumlah kematian warga sipil.
Namun, dalam pertemuan dengan anggota partainya, Likud, Netanyahu menegaskan bahwa perang belum berakhir. Ia menolak spekulasi media bahwa pemerintahannya mungkin menghentikan pertempuran, menyatakan bahwa Israel tidak akan berhasil membebaskan sandera yang tersisa tanpa melibatkan tekanan militer yang lebih besar.
"Kita tidak berhenti. Perang akan terus berlanjut sampai akhir, sampai kita menyelesaikannya, tidak kurang," ujar Netanyahu selama kunjungannya ke Gaza.
Sementara itu, di Gaza, suasana duka melanda pemakaman massal. Puluhan jenazah yang dikafani putih disusun rapi, menandai korban lebih dari 100 orang yang dinyatakan tewas dalam serangan udara di Maghazi, pusat Jalur Gaza.
Ibrahim Youssef, seorang pria yang kehilangan istri dan empat anaknya dalam serangan itu, mengungkapkan rasa keputusasaannya,
"Apa yang mereka lakukan salah? Apakah ada pejuang perlawanan di sini?" katanya seperti dilansir dari reuters.
Serangan udara yang dimulai sebelum tengah malam masih berlanjut hingga Senin. Media Palestina melaporkan bahwa Israel meningkatkan intensitas serangan udara dan tembakan darat di pusat Gaza.
Juru bicara kementerian kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra, mengungkapkan bahwa banyak korban di Maghazi adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, delapan orang tewas akibat serangan pesawat dan tank Israel di wilayah sekitar al-Bureij dan al-Nusseirat.
Paus Fransiskus, dalam pesan Natalnya, menyatakan keprihatinan atas anak-anak yang tewas dalam perang, termasuk di Gaza, menyebut mereka sebagai "Yesus kecil hari ini." Paus juga mengecam serangan Israel yang menghasilkan "panen mengerikan" dari warga sipil tak bersalah.
Israel, sementara itu, menegaskan komitmennya untuk meminimalkan dampak terhadap warga sipil dan menyatakan bahwa mereka tengah meninjau laporan insiden di Maghazi.
Israel juga menuduh Hamas beroperasi di daerah padat penduduk dan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, tuduhan yang selalu dibantah oleh Hamas.
Perayaan Natal di Bethlehem, kota Tepi Barat yang diduduki oleh Israel, dibatalkan oleh rohaniwan Kristen sebagai tanda solidaritas dengan rakyat Gaza. Umat Kristen Palestina menggelar upacara lilin di Bethlehem dengan doa-doa untuk perdamaian di Gaza.
Kondisi humaniter di Gaza semakin memburuk, dengan lebih dari 20.400 orang tewas sejak dimulainya konflik ini dan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah diusir dari rumah mereka.
Sementara itu, upaya diplomasi untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera yang masih ditahan di Gaza belum memperlihatkan kemajuan yang signifikan.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47
