Redaksi : Minggu, 03 Desember 2023 15:02

BUKAMATANEWS - Israel melancarkan serangan udara di Gaza pada Minggu, 3 Desember 2023, menandai eskalasi ketegangan di kawasan tersebut. Serangan tersebut terjadi setelah seruan internasional untuk perlindungan lebih besar terhadap warga sipil dan pembaruan gencatan senjata yang baru-baru ini berakhir dengan kelompok militan Palestina, Hamas.

Tentara Israel melaporkan telah melakukan lebih dari 400 serangan di Gaza sejak gencatan senjata berakhir pada Jumat, 1 Desember, sementara Hamas melancarkan "serangan roket" terhadap beberapa kota di Israel, termasuk Tel Aviv.

Serangan Israel terbaru menghantam kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, menewaskan setidaknya 13 orang menurut kantor berita Palestina Wafa. Penyebab meningkatnya jumlah korban sipil telah mendapatkan perhatian tajam, termasuk teguran dari Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris.

"Tingginya jumlah korban warga sipil Palestina sangat menyedihkan. Terlalu banyak warga tidak bersalah terbunuh," ujar Kamala Harris, menyoroti skala penderitaan yang menghantui Gaza.

PBB mencatat bahwa lebih dari dua pertiga populasi Gaza, sekitar 1,7 juta orang, telah mengungsi akibat perang delapan minggu. Rumah sakit di Gaza, seperti Arab Al-Ahli, melaporkan menerima 30 jenazah pada hari Sabtu, termasuk tujuh anak-anak.

Sementara bantuan kemanusiaan mulai tiba, kondisi di Gaza tetap sulit dengan kekurangan makanan, air, dan kebutuhan pokok lainnya. Beberapa truk bantuan telah mencapai wilayah tersebut, tetapi badan-badan PBB menyatakan bencana kemanusiaan masih berlangsung.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengungkapkan bahwa Israel meminta LSM untuk tidak membawa konvoi bantuan melintasi perbatasan Rafah dari Mesir setelah berakhirnya gencatan senjata. Meski demikian, pada 2 Desember, rekan-rekan mereka di Mesir berhasil mengirimkan sejumlah truk bantuan ke Gaza.

Perbatasan Gaza-Israel telah menjadi pusat konflik sejak Hamas menyerang perbatasan pada 7 Oktober, menewaskan dan menyandera sejumlah besar orang. Israel bersikeras untuk menghancurkan Hamas, memicu kampanye udara dan darat yang telah menelan banyak korban, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil. Situasi di Gaza tetap tegang, dan dunia internasional memantau perkembangan yang terus berkembang di kawasan konflik ini.