Redaksi : Kamis, 30 November 2023 23:22

DUBAI, BUKAMATA - Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), bagian dari Badan Cuaca PBB, mengumumkan prediksi bahwa tahun 2023 akan mencatatkan rekor sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat. Pada konferensi iklim tahunan PBB di Dubai, WMO memperingatkan adanya tren alarm terkait banjir, kebakaran hutan, pencairan gletser, dan gelombang panas di masa depan.

Menurut WMO, suhu rata-rata tahun ini telah meningkat sekitar 1,4 derajat Celsius dari era pra-industri, hanya sepersepuluh derajat di bawah batas target Paris Agreement 2015 untuk akhir abad ini. Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas, menyebutkan bahwa kemungkinan fenomena cuaca El Nino awal tahun depan dapat membuat suhu melampaui batas target 1,5 derajat yang ditetapkan di Paris.

"Dalam empat tahun ke depan, hampir dapat dipastikan kita akan mencapai angka 1,5 derajat, setidaknya untuk sementara waktu, dan dalam dekade berikutnya, kita kurang lebih akan berada di sana secara permanen," ujarnya dalam wawancara.

WMO mengonfirmasi bahwa selama sembilan tahun terakhir, dari 2015 hingga 2023, merupakan periode terpanas yang pernah tercatat. Meskipun temuannya baru mencakup Oktober, Taalas menyatakan bahwa dua bulan terakhir tidak cukup untuk mencegah tahun 2023 memecahkan rekor panas.

Di tengah berita yang mengkhawatirkan ini, Taalas menyoroti harapan dari peralihan ke energi terbarukan dan adopsi mobil listrik yang dapat membantu mengurangi emisi karbon ke atmosfer.

"Saat ini, kita di negara-negara Barat masih mengonsumsi bahan bakar fosil. Pengurangan konsumsi bahan bakar fosil adalah kunci keberhasilan untuk membatasi pemanasan sesuai batas Paris," tambahnya.

WMO juga menyebutkan pentingnya klarifikasi mengenai batas kenaikan suhu agar upaya global dapat diarahkan dengan lebih tepat. Kesimpulan ini memberikan panggilan keras terhadap negara-negara kaya untuk secara drastis mengurangi konsumsi bahan bakar fosil guna menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin mendesak.