MAKASSAR, BUKAMATA - Dua calon presiden, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, turut hadir dalam Sarasehan Nasional 2023 Ikatan Keluarga Alumni Universitas Negeri Makassar (IKA UNM) di Four Points by Sheraton Makassar pada Sabtu (18/11). Mereka menyampaikan pandangan dan gagasan mengenai isu-isu krusial dalam perpolitikan Indonesia.
Anies Baswedan menyoroti penurunan indeks demokrasi Indonesia dalam 25 tahun pasca-reformasi. Dalam paparannya, ia menunjukkan bahwa indeks demokrasi, persepsi, dan kebebasan pers mengalami penurunan yang terukur secara statistik.
"Angka-angka ini mencerminkan penurunan yang signifikan. Kita kini menghadapi tantangan besar dalam menjaga kualitas demokrasi. Sebagai contoh, istilah 'Konoha' dan 'Wakanda' muncul pada tahun 2023 sebagai gambaran kritik terhadap situasi saat ini," ujar Anies.
Menurut Anies, demokrasi harus didukung oleh kepastian hukum, dengan menjunjung tinggi ketaatan pada aturan main. Ia juga menyoroti pentingnya netralitas aparat negara dalam Pemilu sebagai kunci kepercayaan rakyat.
"Kepercayaan rakyat terhadap negara sangat dipengaruhi oleh sikap netral aparat negara. Sikap aparat yang netral akan memperkuat kepercayaan rakyat, sedangkan sikap tidak netral akan melemahkan kepercayaan itu," tegas Anies.
Di sisi lain, Ganjar Pranowo memberikan penilaian rendah terhadap penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) pada era kepemimpinan Joko Widodo - Maruf Amin. Ganjar memberikan nilai lima dari skala 1-10 terkait penegakan hukum saat ini.
"Penegakan hukum mengalami penurunan. Dengan kasus tertentu, poinnya hanya 5 (dari 1-10)," ungkap Ganjar dalam sesi wawancara.
Ganjar menyebut bahwa penilaian tinggi sebelumnya terhadap Jokowi dalam bidang penegakan hukum disebabkan oleh belum munculnya kasus-kasus kontroversial. Namun, ia menegaskan bahwa ada penurunan kualitas penegakan hukum, dengan adanya rekayasa dan intervensi yang merugikan.
"Kita melihat rekayasa dan intervensi yang merugikan, dari imparsial menjadi parsial. Jika dipercaya, saya akan berusaha mengembalikan kepercayaan publik kepada penegak hukum dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk membuat regulasi yang sesuai," jelas Ganjar.
Kedua calon presiden ini memberikan perspektif yang berbeda, namun keduanya menekankan pentingnya menjaga demokrasi, kepastian hukum, dan netralitas aparat negara untuk membangun kepercayaan rakyat. Sarasehan ini menjadi platform bagi alumni UNM dan masyarakat umum untuk mendengarkan pandangan dari dua tokoh calon presiden terkemuka.
BERITA TERKAIT
-
Prof. Didik J. Rachbini Kembali Terpilih sebagai Rektor Universitas Paramadina
-
Adik Prabowo: Makan Gratis Dikenalkan Sejak Anies Gubernur
-
Ganjar Pranowo - ARW Jadi Saksi Pernikahan Putri Politisi Rudy Pieter Gony
-
Momen Haru Pelantikan: Prabowo Subianto Salami Anies Baswedan Usai Dilantik Sebagai Presiden RI
-
298 Legislator Terpilih PKB di Sulawesi dan Papua Ikuti Sekolah Pemimpin