Wiwi
Wiwi

Rabu, 15 November 2023 09:10

Parah! AI Milik Microsoft Sebar Berita Hoaks hingga Ledek Orang Meninggal

Parah! AI Milik Microsoft Sebar Berita Hoaks hingga Ledek Orang Meninggal

AI buatan Microsoft membuat klaim palsu kalau Presiden Amerika Serikat Joe Biden tertidur saat mengheningkan cipta untuk para korban kebakaran hutan di Maui, Hawaii.

BUKAMATA - Kecerdasan buatan atau AI seharusnya bisa membantu meringankan pekerjaan manusia. Namun, AI milik Microsoft malah menyebarkan berita hoaks bahkan sampai meledek orang meninggal.

Salah satunya, AI buatan Microsoft membuat klaim palsu kalau Presiden Amerika Serikat Joe Biden tertidur saat mengheningkan cipta untuk para korban kebakaran hutan di Maui, Hawaii.

Selain itu, muncul teori konspirasi bahwa lonjakan terbaru dalam kasus Covid-19 didalangi oleh Partai Demokrat menjelang pemilu. Sedangkan obituari mendiang pemain NBA dituliskan oleh AI sebagai "tidak berguna."

Portal milik Microsoft, yang juga dikenal sebagai MSN.com dan Microsoft Start, tetap menjadi salah satu situs web yang paling banyak dikunjungi di dunia dan tempat jutaan orang Amerika membaca berita setiap harinya.

Menurut orang-orang yang mengetahui cara kerja situs tersebut, keputusan Microsoft lebih mengandalkan AI daripada editor manusia untuk mengelola homepage portal tersebut diduga jadi biang kerok meningkatnya berita hoaks dan aneh di situs tersebut.

Situs ini, termasuk browser "Edge" terbaru Microsoft, penerus browser Internet Explorer perusahaan, mempekerjakan lebih dari 800 editor pada tahun 2018 untuk membantu memilih dan menyusun berita.

Namun dalam beberapa tahun terakhir Microsoft telah memecat para editor, beberapa di antaranya diberitahu bahwa mereka digantikan oleh "otomatisasi" yang kita tau sebagai AI.

Mengutip dari CNN, investasi awal Microsoft pada OpenAI, pencipta aplikasi ChatGPT, telah menempatkan Microsoft di garis depan revolusi AI yang menjanjikan tapi juga memiliki potensi berbahaya.

Peran nyata AI dalam perluasan berita palsu yang dilakukan Microsoft baru-baru ini menimbulkan pertanyaan tentang adopsi publik perusahaan terhadap teknologi baru ini dan terhadap industri jurnalisme secara keseluruhan.

Rusak reputasi media

Kekhawatiran mengenai penggunaan AI oleh Microsoft dalam konten beritanya memuncak ketika surat kabar Inggris The Guardian menuduh Microsoft merusak reputasi surat kabar tersebut setelah menerbitkan artikel dari mereka di situsnya.

Untuk mendukung portal berita yang banyak diperdagangkan, Microsoft telah membuat perjanjian lisensi dengan organisasi berita besar di seluruh dunia, termasuk The Guardian dan CNN, yang memungkinkan Microsoft menerbitkan ulang artikel mereka dengan imbalan bagian dari pendapatan iklan.

Pekan lalu, The Guardian menerbitkan artikel tentang Lilie James, seorang wanita berusia 21 tahun yang ditemukan tewas dengan cedera kepala serius di sebuah sekolah di Sydney, Australia.

Pembunuhan James menimbulkan kesedihan dan memicu perbincangan nasional di Australia tentang kekerasan terhadap perempuan.

Namun ketika MSN menerbitkan ulang berita The Guardian, MSN disertai dengan jajak pendapat yang dibuat oleh AI menanyakan kepada pembaca, "Menurut Anda apa alasan di balik kematian wanita tersebut?" Dan tercantum tiga pilihan: pembunuhan, kecelakaan, atau bunuh diri.

Jajak pendapat tersebut memicu kritik dari pembaca Microsoft, "Ini pasti merupakan jajak pendapat yang paling menyedihkan dan menjijikkan yang pernah saya lihat," tulis seseorang.

Anna Bateson, kepala eksekutif Guardian Media Group, mengatakan dalam suratnya kepada Microsoft dan diperoleh CNN, bahwa jajak pendapat yang dibuat secara otomatis adalah penerapan teknologi AI perusahaan yang sangat memprihatinkan dan menuntut Microsoft mengambil tanggung jawab penuh.

Juru bicara Microsoft mengatakan menonaktifkan semua jajak pendapat pada artikel berita dan mengatakan perusahaan sedang menyelidiki penyebab konten yang tidak pantas tersebut.

"Jajak pendapat seharusnya tidak muncul bersamaan dengan artikel seperti ini, dan kami mengambil langkah-langkah untuk membantu mencegah kesalahan seperti ini terulang kembali di masa mendatang." kata dia.

#Microsoft #kecerdasan buatan

Berita Populer