6 Jam Diperiksa Penyidik, SYL dan Dua Saksi Lainnya Dikuliti soal Pertemuan dengan Firli Bahuri

BUKAMATANEWS - Ketua tim penasihat hukum Syahrul Yasin Limpo (SYL), Jamaluddin Koedoeboen, mengungkapkan bahwa kliennya mengaku lupa saat ditanya sejumlah pertanyaan oleh penyidik, termasuk soal pertemuan dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri di rumah Kertanegara Nomor 46, Jakarta Selatan.

"Memang tadi ada pertanyaan mengarah ke arah sana, cuma ada beberapa yang beliau (SYL) sudah lupa, dan ada beberapa pertanyaan yang beliau sendiri tidak ada pada posisi itu untuk mengetahui," kata Jamaluddin saat ditemui di Bareskrim Polri, Jakarta, pada Selasa (31/10/2023) malam.

Jamaluddin menyebutkan bahwa SYL diperiksa selama kurang lebih enam jam dengan 22 pertanyaan yang diajukan oleh penyidik gabungan Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri. Pertanyaan tersebut mencakup mengenai pertemuan di Kertanegara dan penyerahan uang kepada Firli Bahuri.

Menurutnya, pertanyaan yang diajukan oleh penyidik pada pemeriksaan hari ini adalah pengulangan dari pertanyaan yang diajukan pada pemeriksaan sebelumnya. Mantan Menteri Pertanian tersebut telah diperiksa sebanyak tiga kali selama proses penyelidikan dan dua kali selama proses penyidikan di Polda Metro Jaya.

"Pertanyaan yang ditanyakan itu seputar apakah pernah bertemu, apakah pernah ada penyerahan uang seperti yang ramai diberitakan, dan terkait apa yang diketahui dan dialami SYL, termasuk soal jabatan yang pernah diampu mantan menteri Pertanian itu," ujar Jamaluddin.

Lebih lanjut, Jamaluddin menegaskan bahwa SYL berstatus sebagai saksi korban pada pemeriksaan hari ini. Namun, setelah diperiksa oleh penyidik gabungan di lantai enam Bareskrim Polri selama kurang lebih enam jam, SYL memilih bungkam dan hanya menanggapi pertanyaan wartawan dengan senyum.

Selain SYL, penyidik juga memeriksa dua saksi lainnya, yaitu Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) Kementan Muhammad Hatta.