Hikmah : Minggu, 24 September 2023 17:07
Program talk show Kopi Tumpah yang digelar Bukamatanews.id

MAKASSAR, BUKAMATA - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan, Shodiqin, yang baru menyoroti perjuangan melawan stunting di wilayah tersebut.

Ia menegaskan bahwa stunting tidak hanya berkaitan dengan faktor ekonomi, tetapi juga pola asuh dan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah.

"Stunting bukan hanya soal ekonomi. Kesalahan pola asuh dan kurangnya pemeriksaan kesehatan sebelum menikah berperan besar. Kita harus memastikan kondisi ideal," kata Shodiqin.

Tantangan untuk memerangi stunting di Sulsel terbilang lebih berat dibandingkan di pulau Jawa. Tingkat stunting secara nasional mencapai 21,6 persen, sementara di Sulsel mencapai 27,02 persen pada tahun 2023.

"Angka tersebut sebenarnya sudah turun, 2021 mencapai 27,04 persen dalam dua tahun terakhir, turun 0,02 persen, " katanya.

Meskipun begitu, Shodiqin mengapresiasi dukungan yang kuat dari pemerintah daerah selama dua bulan terakhir dirinya menjabat sebagai Kaper.

Pertemuan koordinasi antara Pemerintah Provinsi Sulsel (Pemprov Sulsel) dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sulsel telah berlangsung sebanyak tiga kali.

"Kami berharap stunting dapat dihilangkan melalui berbagai upaya, termasuk lewat pendekatan genre," tambahnya.

Perangi Stunting Lewat GenRe

Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah melibatkan masyarakat setempat dalam upaya pencegahan stunting.

Duta Genre, yang merupakan remaja yang telah dibekali dengan pelatihan khusus, memainkan peran penting dalam upaya ini.

Shodiqin menjelaskan bahwa stunting bukanlah penyakit, melainkan gagal tumbuh kembang akibat kekurangan gizi kronis pada anak-anak.

"Inovasi dari pak Nopian Andusti, Deputi Bidang KSPK BKKBN Sulsel, adalah melibatkan genre hingga tingkat desa. Karena jika hanya berfokus di kota, daerah terpencil tidak akan terjangkau. Sekarang, setiap desa memiliki satu pasang genre," ungkap ShodiqinShodiqin saat hadir di program talkshow Kopi Tumpah yang digelar bukamatanews.id

Nopian Andusti, Deputi Bidang KSPK BKKBN Sulsel, mengungkapkan bahwa dirinya pernah menjadi kepala dinas Keluarga Berencana.

Dirinya merasakan bahwa program GenRe yang hanya berjalan di tingkat kabupaten tidak cukup efektif untuk mencapai masyarakat di pelosok.

"Oleh karena itu, program GenRe hingga tingkat desa diperkenalkan tahun lalu di Yogyakarta, " katanya.

Nopian program GenRe juga diperkenalkan sejak dini kepada generasi berencana, mulai dari siswa SD kelas 5 hingga usia 10-24 tahun.

Duta Genre Sulsel, Amita Nurul Jannah, menghadapi tantangan kompleks dalam upaya mengedukasi remaja.

Namun, dengan upaya keras, mereka menyebarkan informasi melalui media sosial dan menjadi pendengar yang baik bagi sesama remaja.

"Butuh effort. Untuk mengedukasi remaja. Kadang diiyakan tapi tidak diimplikasikan. Sebagai duta genre kita mencari informasi atau menyampaikan informasi kepada remaja,lewat sosmed, sesuai dengan kebutuhan mereka." katanya.

Melalui berbagai inisiatif ini, BKKBN Sulsel berharap dapat mengatasi permasalahan stunting dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan keluarga dan generasi muda di Sulawesi Selatan.