Samsul Bahri
Samsul Bahri

Sabtu, 02 September 2023 11:47

Net.
Net.

Demokrat Hengkan, Segini Sisa Kursi Koalisi Pengusung Anies-Muhaimin

Sebelumnya, koalisi yang dinamai Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) itu didalamnya ada Partai Demokrat yang mengontrol 54 kursi, Nasdem 59 sementara PKS 50 kursi.

BUKAMATA - Dinamika politik terus bergulir, terutama dalam koalisi pengusung calon presiden 2024 mendatang, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Sebelumnya, koalisi yang dinamai Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) itu didalamnya ada Partai Demokrat yang mengontrol 54 kursi, Nasdem 59 sementara PKS 50 kursi.

Artinya, kalau Demokrat tarik dukungan dengan alasan AHY di PHP jadi Cawapres, maka sisa kursi koalisi ini tersisa 109 kursi dan tidak bisa mengusung satu pasangan calon.

Namun hadirnya Muhaimin Iskandar dalam koalisi ini karena diduetkan dengan Anies Baswedan, Partai Kebangkitan Bangsa membawa 58 kursi. Jika solid koalisi ini maka mengontrol 167 kursi, sudah pasti mulus mendaftar di KPU.

Bagaimana jika Partai PKS tarik juga dukungan mengikuti jejak Demokrat? apakah masih memenuhi ambang batas seperti yang tertuang Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yang berkaitan dengan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold).

Dalam aturan itu, ditetapkan tiap pasangan Calon Presiden (Capres) dan Wakil Presiden (Cawapres) mesti diusung 20 persen kursi di DPR. Atau minimal 115 kursi.

Nasdem dan PKB masing-masing 59 dan 58 kursi dengan total 117 kursi. Atau 20,34 persen kursi di DPR dan masih tetap memenuhi syarat meski PKS tarik dukungan.

“Koalisi Nasdem dan PKB itu mengontrol 117 kursi di DPR RI yang artinya melewati syarat minimal 115 kursi,” kata Pengamat Politik, Nurmal Idrus.

Dengan kondisi itu, Nurmal Idris menyebut Nasdem dan PKB tidak bergantung lagi dengan partai lainnya. Bahkan bisa mencalonkan Anies dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tanpa usungan PKS.

“Posisi politik mereka kini lebih kuat karena tak tergantung lagi dengan PKS dan Demokrat,” jelasnya.

Meski begitu, eks Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar itu mengingatkan, langkah Anies dan Nasdem menggandeng PKB sangat beresiko.

“Pilihan itu akan melahirkan resiko, tentang kemungkinan manuver ini bisa mendegradasi elektoral Nasdem yang belakangan meroket oleh karena dianggap konsisten mencalonkan Anies,” terangnya.

Tentunya kata dia, akan ada dua kemungkinan dengan pilihan politik Nasdem dan Anies. Elektabilitas Anies makin meningkat dan elektoral Nasdem makin naik, atau malah sebaliknya. Terjun bebas.

“Respons publik akan kelihatan dalam beberapa hari pasca deklarasi Anies - Muhaimin. Bagi Nasdem Pilihan ini memang beresiko,” pungkasnya.

#Anies Baswedan #Muhaimin Iskandar #Agus Harimurti Yudhoyono #PKS #Pilpres 2024