Hikmah
Hikmah

Jumat, 01 September 2023 19:55

Isu Penggantian Pertalite dengan Pertamax Green 92, Menteri ESDM : Tidak Dihapus Tapi...

Isu Penggantian Pertalite dengan Pertamax Green 92, Menteri ESDM : Tidak Dihapus Tapi...

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengonfirmasi bahwa BBM Pertalite akan tetap tersedia tahun depan, mengatasi rencana Pertamina untuk menggantikannya dengan Pertamax Green 92. Artikel ini membahas kebijakan pemerintah terkait BBM ramah lingkungan dan dampaknya pada lingkungan.

BUKAMATA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengonfirmasi bahwa bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite masih akan tersedia pada tahun depan.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan bahwa pemerintah tidak memiliki rencana untuk menghapus Pertalite pada tahun mendatang.

Arifin menjawab pertanyaan wartawan di Kantor ESDM, Jumat (1/9), terkait rencana Pertamina untuk menghentikan distribusi Pertalite dan menggantinya dengan BBM baru bernama Pertamax Green 92.

Pertamax 92 adalah campuran Pertalite dengan kandungan 7% bioetanol atau E7.

"Belum ya, belum hilang BBM Pertalite-nya," ujar Arifin.

Dia juga menjelaskan bahwa penjualan Pertalite tidak akan dihapus, namun kualitas Pertalite akan ditingkatkan menjadi Pertamax Green.

Pertalite saat ini menjadi pilihan utama masyarakat karena harganya yang terjangkau. Harga Pertalite saat ini adalah Rp 10.000 per liter.

Menteri Arifin juga menjelaskan bahwa pemerintah saat ini sedang mendorong penggunaan BBM yang ramah lingkungan.

Peningkatan oktan Pertalite menjadi RON 92 atau Pertamax Green 92 dianggap sebagai langkah positif karena dapat mengurangi polusi udara.

Selain itu, BBM yang ramah lingkungan juga dapat mengurangi gas pencemar seperti nitrogen oksida (NOx) dan sulfur oksida (SOx). Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendukung penggunaan produk BBM yang ramah lingkungan.

Namun, Arifin mengklarifikasi bahwa belum ada keputusan apakah Pertamax Green 92 akan termasuk dalam jenis BBM bersubsidi.

Pertalite awalnya diusulkan untuk tetap disubsidi karena merupakan jenis BBM khusus penugasan (JBKP). Meskipun demikian, Arifin menyatakan keberatan jika Pertamax Green 92 harus disubsidi, mengingat biaya produksinya lebih tinggi dibandingkan Pertalite.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, mengusulkan penggantian Pertalite dengan Pertamax Green 92 sebagai bagian dari 'Program Langit Biru Tahap II'.

Program ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas buang dari sektor transportasi.

Pertamina berpendapat bahwa konsumsi Pertamax Green 92 dapat membantu mengurangi emisi dari kendaraan bermotor, sejalan dengan regulasi yang mengharuskan penggunaan bensin dengan oktan di atas 91 sejak Oktober 2018.

Program 'Langit Biru Tahap Dua' juga diharapkan akan meningkatkan investasi dalam sektor bioenergi domestik, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati atau biofuel.

#pertalite #Menteri esdm #pertamax green

Berita Populer