Angkatan Muda Muhammadiyah Makassar Dukung Visi Ilham Fauzi Perkuat Kurikulum Adab
04 Oktober 2024 22:17
Skema subsidi energi yang berlaku saat ini belum tepat sasaran ke masyarakat miskin. Alasannya, subsidi masih menyasar pada komoditas bukan langsung menyasar ke target atau masyarakat.
BUKAMATA - Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah menilai jika subsidi energi dalam hal ini BBM, LPG dan listrik diubah menjadi subsidi langsung untuk masyarakat miskin, maka negara bisa menghemat anggaran hingga Rp 200 triliun.
Bagi Burhanuddin, skema subsidi energi yang berlaku saat ini belum tepat sasaran ke masyarakat miskin. Alasannya, subsidi masih menyasar pada komoditas bukan langsung menyasar ke target atau masyarakat.
Sebagai solusinya, Burhanuddin menilai pemberian subsidi pada masyarakat miskin seharusnya diberikan secara tunai langsung kepada orang atau keluarganya (BLT).
"Dengan cara itu, ternyata hitung-hitungan kita, subsidi menjadi akan berkurang somewhere around Rp 150 to 200 trillion, dan itu akan bisa digunakan untuk hal yang sifatnya lebih produktif," beber Burhanuddin dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook 2025, dikutip CNBC Rabu (2/10/2024).
Sebagaimana diketahui, alokasi subsidi energi pada tahun 2023 lalu mencapai Rp 540 triliun. Burhanuddin menilai, alokasi subsidi energi itu ternyata belum sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.
Sebagai contoh, berdasarkan pengamatannya di Solo, Jawa Tengah, subsidi listrik yang seharusnya bisa membuat masyarakat kelas ekonomi mengakses listrik murah, nyatanya hanya bisa menghidupi satu buah lampu per rumah.
"Nah minggu lalu saya pergi ke Solo, saya bertemu dengan pelanggan PLN yang paling bawah, mereka bayar bulanan Rp 30 ribu, lampunya hanya satu," ujarnya.
Tak hanya itu, kata Burhanuddin, masyarakat miskin justru tidak menikmati subsidi BBM dan LPG lantaran tidak memiliki kendaraan ditambah dengan penggunaan LPG bersubsidi yang hanya membantu untuk jangka waktu singkat.
"Orang-orang miskin mereka tidak menerima, tidak mendapat keuntungan dari subsidi BBM. Mereka nggak dapat sepeda motor. Mereka beli gas tapi satu (LPG subsidi) melon ini untuk 2 minggu jadi kecil sekali. Jadi kalau begitu siapa yang sebetulnya menikmati subsidi itu?," imbuh Burhanuddin.
04 Oktober 2024 22:17
04 Oktober 2024 21:24
04 Oktober 2024 21:17
04 Oktober 2024 20:41