Redaksi
Redaksi

Kamis, 24 Agustus 2023 00:35

Ibu korban, Sefira Sulastri
Ibu korban, Sefira Sulastri

Misteri Kematian Abrar Sulfiandi: Kisah Tersembunyi di Balik Kematian Mengenaskan di Kab Bone

Sefira Sulastri mengaku bahwa pada malam kejadian, dirinya merasakan firasat buruk. Kegelisahan dan ketidaknyamanan menyelimuti dirinya, hingga membuatnya sulit tidur hingga pagi.

BONE, BUKAMATA - Pada Senin dini hari yang lalu, Abrar Sulfiandi (31), seorang penduduk Kabupaten Bulukumba, mengalami kematian tragis di Dusun Bekku, Desa Paccing, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone. Meski dikenal sebagai individu yang pendiam, kisah di balik kematian ini mengungkapkan sisi lain yang tak terduga.

Sosok Abrar Sulfiandi selama hidupnya selalu merujuk pada sifat pendiam dan sikapnya yang tenang. Ibu korban, Sefira Sulastri, membagikan pandangannya tentang almarhum ketika datang ke Polres Bone pada Rabu malam. Ia menceritakan bahwa putra pertamanya ini jarang terlibat dalam tindakan aneh atau negatif, dan bersikap baik terhadap siapa pun, baik dalam lingkup keluarga maupun masyarakat.

Sefira Sulastri mengaku bahwa pada malam kejadian, dirinya merasakan firasat buruk. Kegelisahan dan ketidaknyamanan menyelimuti dirinya, hingga membuatnya sulit tidur hingga pagi. Pada akhirnya, pagi harinya, kabar tragis itu pun datang melalui telepon dari Suriani, istri Abrar, yang mengabarkan bahwa suaminya telah tiada.

"Saya mendapatkan telepon dari istrinya, dia mengatakan bahwa suaminya sudah tiada. Saya bertanya apa penyebabnya, apakah dia sakit atau apa? Padahal, baru 2 hari yang lalu saya masih berkomunikasi dengannya," ungkap Sefira pada Rabu malam, 23 Agustus 2023.

Saat mendengar berita tersebut, Sefira merasakan kepedihan yang mendalam, menangis histeris, dan bahkan menginstruksikan saudaranya untuk pergi ke Bone. Pada saat itu, kondisi emosional Sefira sangat terguncang oleh kabar yang tragis tersebut.

Sefira juga membagikan bahwa ketika Abrar menikah dengan Suriani sekitar 8 tahun yang lalu, pernikahan mereka meriah dan diadakan di kampung halaman istri. Setelah resmi menikah, mereka merantau ke Malaysia.

Beberapa tahun kemudian, saat di Malaysia, anak mereka jatuh sakit dan mereka berencana untuk pulang ke Bone. Namun, Abrar memberitahu ibunya bahwa ia merasa istri dan ibu dari anaknya terlibat hubungan dengan pria lain.

"Saat dia menelepon, dia mengatakan bahwa lebih baik dia pulang saja karena dia merasa istrinya, Suriani, bermain hati dengan seorang pria, yaitu keponakan mereka sendiri," tambah Sefira.

Sefira berharap agar pelaku yang bertanggung jawab atas tindakan mengambil nyawa putranya akan dihukum sesuai dengan keberatan yang ia rasakan. Ia merasa bahwa tindakan pelaku telah kehilangan segala sifat kemanusiaan, karena ia tidak hanya merampas istri Abrar, tetapi juga nyawanya.

Almarhum Abrar Sulfiandi meninggalkan seorang putra yang masih berusia kelas 2 SD. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Penulis : Choys
#Pernikahan poliandri di bone #Abrar Sulfiandi #Polres Bone #Pembunuhan di Bone

Berita Populer