JAKARTA, BUKAMATA - Dua partai besar di Indonesia yang sama-sama sudah memiliki bakal calon presiden yang diusung, unjuk kekuatan. Mereka adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Nasional Demokrasi.
Diketahui, belum cukup sebulan sejak PDIP mengumpulkan ribuan kadernya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 22 Juni lalu. Partai yang mengusung Ganjar Pranowo ini melaksanakan peringatan Haul Bung Karno dengan mendatangkan ribuan kadernya dari seluruh penjuru nusantara.
Nyaris sebulan kemudian, tepatnya hari ini, Minggu (17/7/2023) partai NasDem menggunakan GBK dengan tujuan yang sama yaitu mengumpulkan massanya yang berjumlah ribuan orang. Kader-kader Nasdem ini berkumpul dalam rangka kegiatan Apel Siaga Perubahan.
Apapun nama kegiatannya. Kedua agenda besar partai tersebut tentu tidak lepas dari indikasi unjuk kekuatan jelang pemilu tahun depan.
Pakar Politik Unhas Andi Ali Armunanto, mengatakan PDIP dan Nasdem yang mengumpulkan massa di GBK adalah upaya untuk menunjukkan kekuatan masing-masing partai dalam rivalitas politik mereka.
"Ya, saya kira ini bentuk upaya untuk menunjukkan kekuatan masing-masing dalam rivalitas mereka. Di sisi lain Nasdem mungkin ingin menunjukkan bahwa mereka adalah rival yang setara dengan PDIP," jelasnya kepada Bukamatanews, Minggu (17/7/2023).
Dia menambahkan bahwa agenda politik PDIP dan Nasdem yang berbeda menjadikan kegiatan ini semakin penting dalam memperkuat posisi dan eksistensi keduanya di tengah tekanan yang mereka terima.
"Nasdem ingin menunjukkan bahwa mereka tetap bisa eksis ditengah berbagai tekanan yang mereka terima akibat rivalitas mereka dengan PDIP," tambahnya.
Senada, Pakar Politik UIN, Firdaus M, menjelaskan bahwa saat ini partai politik tidak hanya berfokus pada mobilisasi massa, tetapi juga berusaha membangun opini bahwa partai mereka adalah yang paling kuat.
"Parpol sekarang unjuk kekuatan, bukan hanya mobilisasi tapi juga bangun opini partainya paling kuat yang ditunjukkan dengan kegiatan di GBK. Sekalipun bersama dalam pemerintahan Jokowi tapi pilpres 2024 agenda politik PDIP dan Nasdem berbeda," katanya kepada Bukamatanews.id
Firdaus M menjelaskan bahwa partai politik lain juga besar kemungkinan akan melakukan upaya serupa baik di tingkat pusat maupun di daerah-daerah.
"Misalnya, Gerindra yang mengusung Prabowo juga akan melaksanakan kegiatan serupa, meskipun mungkin memilih timing yang tepat untuk mempengaruhi pemilih dengan strategi yang berbeda,"jelasnya.
Dalam konteks ini, terlihat bahwa partai politik sedang memasuki fase perang opini untuk memperkuat posisi mereka dan mempengaruhi masyarakat serta pemilih.
Kegiatan serentak yang dilakukan oleh PDIP, Nasdem, dan Gerindra di GBK menjadi tanda penting dalam persaingan politik yang semakin memanas jelang Pemilihan Presiden 2024.
Perkembangan ini tentunya menjadi perhatian para pengamat politik dan masyarakat luas. Dinamika politik yang terjadi di GBK merupakan gambaran dari rivalitas antarpartai yang semakin kompetitif.
Meski demikian, penting bagi masyarakat untuk tetap objektif dan kritis dalam menghadapi informasi politik yang disampaikan oleh partai politik.
Memahami agenda politik masing-masing partai dan mencari pemahaman yang mendalam akan menjadi kunci untuk membuat keputusan politik yang cerdas.
Konteks politik di Indonesia terus berkembang dan menjadi semakin menarik menjelang Pemilihan Presiden 2024. Para pemilih diharapkan dapat melihat melampaui pertunjukan kekuatan dan memperhatikan substansi dari agenda politik yang ditawarkan oleh masing-masing partai.
Dengan pemilihan yang bijak, masyarakat berperan penting dalam menentukan arah dan perkembangan politik di negara ini
BERITA TERKAIT
-
Bukan Sekadar Lolos! Ahmad Ali Ajak PSI Bertekad Jadi Pemenang Pemilu 2029
-
Rusdi Masse Disebut Tinggalkan Nasdem untuk Jadi Waketum PSI
-
Partai Nasdem Akhirnya Copot Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR RI
-
Nasdem Copot Syahroni dari Pimpinan Komisi III, Digantikan Rusdi Masse
-
Mahkamah Partai Nasdem Tegaskan Tidak Ada Sengketa Internal yang Terdaftar Atas Nama Siddiq BM