
Angka Stunting Jeneponto Tertinggi di Sulsel, BKKBN Lakukan Intervensi
Persoalan yang mengakibatkan tingginya stunting di Jeneponto sangat kompleks. Tetapi, kendala awalnya adalah Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) yang belum bekerja secara optimal.
MAKASSAR, BUKAMATA - Angka prevalensi stunting di Kabupaten Jeneponto mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data Status Survei Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di daerah tersebut pada 2021 mencapai 37,9 persen, dan mengalami peningkatan menjadi 38,8 persen pada tahun 2022.

Hal ini menjadi perhatian BKKBN Perwakilan Sulsel. Apalagi, angka stunting di Jeneponto tersebut menjadi yang tertinggi di Sulsel.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani, mengungkapkan, persoalan yang mengakibatkan tingginya stunting di Jeneponto sangat kompleks. Tetapi, kendala awalnya adalah Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) yang belum bekerja secara optimal.
"Lembaga TPPS ini berjenjang. Ada di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, sampai ke tingkat desa. Ini lembaga yang dibentuk dan memang sudah diatur dalam Perpres. Inilah yang belum optimal kerja," ungkap Andi Rita, di sela-sela Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2023, yang dilaksanakan di SwissBell Hotel, Jalan Ujungpandang, Selasa, 21 Februari 2023.
Ia menjelaskan, tahapan-tahapan dalam pola percepatan penurunan stunting ini, ada yang tidak dilakukan TPPS. Selain itu, tidak ada dukungan, komitmen dan kolaborasi dari stakeholder terkait.
"Kalau ada komitmen pimpinan daerah, pasti jalan. Bisa jadi ini tidak jalan karena mereka tidak paham. Padahal kita di BKKBN sudah seringkali melakukan sosialisasi," imbuhnya.
Ia menambahkan, BKKBN Sulsel telah melakukan berbagai intervensi di Kabupaten Jeneponto. Salah satunya, dengan pembagian telur serta fasilitasi pendampingan lainnya.
"Semoga tahun ini angka stunting disana bisa turun," harapnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pelatihan Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN, Prof Muh Rizal Martua Damanik, menyampaikan apresiasi atas terlaksananya Rakerda tersebut.
"Saya menyampaikan apresiasi kepada BKKBN Sulsel yang telah menindak lanjuti Rakornas yang baru saja dilaksanakan di Jakarta," terang Prof Rizal.
Turut hadir dalam Rakerda ini, Ketua TPPS Kabupaten Kota se Sulsel. Dalam Rakerda ini juga dilakukan penandatanganan MoU dengan sejumlah perguruan tinggi. (*)
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47