Kuda Bantuan Ternak di Jeneponto Tiba-tiba Mati Legislator Gerindra : Kurus dan Penyakitan

JENEPONTO, BUKAMATA - Legislator Gerindra Dapil Kecamatan Kelara - Rumbia Abdul Hafid, menyoroti bantuan ternak kuda yang diterima masyarakat di Jeneponto. Hafid menduga ternak yang disalurkan kurus dan penyakitan. Kuda ternak tersebut merupakan hasil dari pokok pokiran anggota DPRD Jeneponto. 

Ketua fraksi Gerindra ini menyebut, bahwa kepala Bilang peternakan harus bertanggung jawab. Sangat ironis bantuan ternak kuda yang diberikan kepada kelompok tani "Bunga Kapasa" mati mendadak.

Untuk diketahui Desember 2022 lalu, selang kurang lebih 2 minggu pasca dibagikan kuda milik lelaki Rabudding dg. Tinggi Tiba-tiba mati di dalam kandang. 

"Bantuan ini diharapkan meningkatkan ekonomi rakyat ternyata hanya menyusahkan kelompok penerimanya," ujarnya, Kamis (12/1/2023). 

Ia menguraikan, bahwa dari 2 kelompok tani yang mendapatkan bantuan ternak tersebut dengan pagu anggaran Rp130 juta. Dia menyebut ada beberapa ekor memang tidak layak untuk dibagikan.

"Selain kurus kudanya juga tampak ada yang sakit , sehingga ketua kelompoknya pernah menolak mengambil kuda ini, seharusnya kabid peternakan melakukan spec harga dan melakukan penyesuaian sesuai anggaran yang tersedia," terangnya. 

Ternak Kuda yan mati kemarin hari Rabu,(11/1/2023) kata dia seharusnya menjadi tanggung jawab kabid peternakan. Pasalnya pihaknya telah melalukan kelalaian dalam pengadaan dan pendistribusian kuda tersebut.

"Seharusnya diperhatikan dari pihak penyedia apa layak atau tidak termasuk kesehatannya, jangan hanya menerima laporan dimeja asal bapak senang (ABS) harus dicek dilapangan. Apalagi kelompok taninya dijanji 5 ekor ternyata yang datang cuma 4 ekor" bebernya

Menanggapi hal tersebut Kepala Bidang Peternakan Pemkab Jeneponto, Bagas mengatakan Kuda yang mati milik Kelompok Bunga Kapasa di Kecamatan Rumbia, dalam waktu dekat akan diganti secepatnya. 

"Bersedia diganti penyedia, saya tidak mau tahu. Ada satu ekor mati. Dan saya bilang lima ekor harus ada di kelompok. Sehat ji waktu itu, tapi lain di tes kesehatannya, lain dibawa kelompok," kata Bagas