Redaksi : Kamis, 02 Desember 2021 22:15
Penanggung jawab dan pihak aparat berdebat soal kontes waria atau acara khataman di Campalagian, Polman.

POLMAN, BUKAMATA - Petugas gabungan membubarkan acara hajatan di Kelurahan Pappang, Kecamatan Campalagian, Polman, Sulbar, Selasa (30/11/2021), sekitar pukul 22.00 Wita. Pasalnya, acara yang disebut kontes waria itu, menggunakan izin khatam Al-Qur'an.

Para waria itu terlihat berlenggak-lenggok di atas panggung. Kedatangan petugas membubarkan kegiatan kontes waria sempat mengundang perhatian hingga memicu sorakan.

Lurah Pappang, Nabil Widjan Al Hamdani, mengungkapkan, pihaknya telah memberi peringatan kepada panitia pelaksana, agar tidak menggelar kegiatan yang melanggar norma agama. Apalagi sebelumnya, pelaksana kegiatan hanya meminta izin untuk melaksanakan acara akikah dan khatam Al-Qur'an.

"Awalnya yang bersangkutan meminta izin untuk acara akikah atau khatam Al-Qur'an. Kami dari pihak kelurahan mengizinkan dengan syarat, tidak ada kegiatan lain di luar kegiatan itu, dan memang kami sudah lengkapi surat pernyataan, yang bersangkutan tanda tangan di atas kertas bermeterai," ungkap Nabil.

Namun, penanggung jawab acara membantah tudingan melakukan kontes waria. Menurutnya, itu benar-benar gelaran acara hajatan.

"Jadi itu bukan kontes. Hanya saja karena tenda dan interior yang digunakan WO (wedding organizer) itu sangat wah dan baru pertama kali, jadi banyak yang tertarik datang untuk menonton," ungkap Kiki Busman yang juga penanggung jawab wedding organizer dalam acara itu.

Menurut Kiki, waria yang hadir di acara hajatan itu hanyalah tamu undangan. Menurut Kiki, ini adalah hajatan pertamanya, sehingga mereka semua berdatangan.

Kalau kontes lanjut Kiki, pasti ada panggung khusus. Juga ada nomor peserta. "Sementara dalam kegiatan kemarin itu tidak ada," tegasnya.

Kiki mengaku sengaja menata panggung acaranya berbeda dengan yang lain, agar terlihat lebih mewah. Hal itu juga menjadi salah satu strategi promosi usaha WO yang digelutinya.

"Memang sengaja panggungnya saya desain seperti itu, seolah tamu undangan yang datang berjalan-berjalan di atas catwalk, karena saya juga ingin mempromosikan usaha yang saya geluti, biar banyak yang tertarik," paparnya.

Tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut kata Kiki, bukan hanya dari kalangan waria. Tetapi juga ada masyarakat umum, serta sejumlah koleganya yang berdatangan dari berbagai daerah.

"Jadi bukan kontes, tamunya juga banyak, bukan hanya waria. Semua tamu undangan melewati panggung yang mirip catwalk, mereka tidak jalan satu-satu seperti peserta kontes, namun seperti biasanya," terang Kiki.

Hanya, lanjut Kiki, sebagian tamu undangan di antaranya waria yang menggunakan aneka macam motif pakaian, tidak langsung meninggalkan lokasi acara, hingga mengundang perhatian.

"Jadi kebetulan saja, karena banyak yang tidak langsung pulang, mereka merasa nyaman di dalam tenda yang mewah. Makanya orang berpikir kita melaksanakan kontes, padahal tidak seperti itu. Adapun pakaian yang saya pamerkan dalam acara itu adalah barang jualan, siapa tahu ada yang berminat untuk membelinya," imbuhnya.

Ia menegaskan, acara yang digelarnya murni hajatan keluarga, syukuran, dan khatam Al-Qur'an.

"Sekali lagi, bukan kontes, hajatan khatam Al-Qur'an sesuai yang telah kami sampaikan saat meminta izin kepada pemerintah. Kebetulan saja, sekira jam 21.00 malam ini, masih banyak tamu yang kumpul di dalam tenda sehingga tampak ramai," pungkasnya.

TAG