Redaksi : Sabtu, 24 April 2021 17:23

BALI, BUKAMATA - Beberapa serpihan dipajang di atas meja. Di hadapan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, serta Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, juga KSAL, Laksamana Yudo Margono.

Kepingan barang itu, milik kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali. Barang-barang ini terdiri dari pelurus tabung terpedo. Bahkan ada alas salat atau sajadah milik ABK.

Menurut KSAL Laksamana Yudo Margono, komponen ini tidak akan terangkat keluar kapal apabila tidak ada tekanan atau retakan. Komponen ini juga dipastikan tidak dimiliki oleh kapal lain.

"Ditemukan beberapa kepingan dan barang-barang di lokasi terakhir kapal selam tersebut terlihat saat menyelam, yang diyakini merupakan bagian atau komponen yang melekat di dalam kapal selam dan ini tidak akan terangkat keluar kapal apabila tidak ada tekanan dari luar atau terjadi keretakan," ujar Yudo dalam konferensi pers di Bali, Sabtu (24/4/2021).

"Bukti bukti yang terapung bersama yang kita sampaikan terjadi tumpahan minyak dan oli, juga barang barang ini adalah barang barang milik KRI Nanggala, barang-barang ini tidak dimiliki oleh umum, di sekitar radius 10 mil tidak ada kapal lain yang melintas," lanjutnya.

Ada 6 serpihan komponen yang ditemukan. Barang pertama, yaitu barang berwarna hitam yang disebutkan sebagai pelurus tabung terpedo. Selanjutnya ditemukan pembungkus pipa pendingin.

"Hitam ini adalah pelurus tabung terpedo, pembungkus pendingin pipa pendingin, ini adalah desainnya Korea," tuturnya.

Selanjutnya, terdapat pelumas untuk naik turunnya periskop. Pelumas ini ditampilkan berupa cairan berwarna oranye di dalam botol.

"Kemudian botol warna oranye, itu adalah untuk pelumasan naik turunnya piston kapal selam sehingga kalau dia di atas kering sehingga dikasih pelumas itu, itu juga ikut muncul," kata Yudo.

Selanjutnya, terdapat alas salat yang dipakai oleh ABK TNI. Alas salat ini disebut telah diyakini oleh mantan-mantan ABK KRI Nanggala.

"Sebelahnya adalah alas yang dipakai ABK TNI yang biasanya dipakai untuk salat, dan ini diyakini oleh mantan-mantan KRI Nanggala," tuturnya.

Selanjutnya, ditemukan potongan-potongan spon penahan panas. Serta tumpahan solar yang sebelumnya telah menyebar dan terlihat melalui pantauan udara.

"Spon-spon ini adalah untuk penahan panas pada pressure hull. Spon ini harusnya spon besar tapi keluarnya dalam bentuk kecil kecil. Terakhir adalah solar, ini umum dan terlihat juga dalam patroli udara solar sudah meluas," pungkasnya.