Ririn
Ririn

Kamis, 01 April 2021 14:40

Tentara berjalan menuju pengunjuk rasa anti-kudeta selama demonstrasi di Yangon, Myanmar pada Selasa 30 Maret 2021. (AP via CNN)
Tentara berjalan menuju pengunjuk rasa anti-kudeta selama demonstrasi di Yangon, Myanmar pada Selasa 30 Maret 2021. (AP via CNN)

Militer Myanmar Umumkan Gencatan Senjata Selama 1 Bulan

Gencatan senjata tampaknya ditujukan pada kelompok etnis bersenjata yang berada di sepanjang perbatasan.

BUKAMATA - Militer Myanmar mengumumkan gencatan senjatapada hari Rabu (31/03/2021). Namun mereka mengatakan akan terus menanggapi "tindakan yang mengganggu keamanan dan administrasi pemerintah."

Gencatan senjata tampaknya ditujukan pada kelompok etnis bersenjata yang berada di sepanjang perbatasan.

Dalam pernyataan yang disiarkan di televisi negara MRTV Myanmar, militer menyerukan para gerilyawan untuk "menjaga perdamaian" dan bahwa mereka akan "menangguhkan operasinya secara sepihak dari 1 April hingga 30 April."

Namun, orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan pemerintah (tampaknya merujuk pada demonstran yang telah melakukan protes setiap hari) dikecualikan dari perdamaian tersebut.

Ada lebih dari selusin kelompok etnis bersenjata di Myanmar. Selama beberapa dekade, mereka telah menuntut otonomi yang lebih besar dari pemerintah pusat, terkadang melalui perjuangan bersenjata. Bahkan di masa damai, hubungan telah tegang dan gencatan senjata rapuh.

Sejak kudeta pada 1 Februari, orang-orang yang menentang kudeta telah mencari aliansi dengan kelompok etnis minoritas bersenjata untuk meningkatkan tekanan pada pemerintah militer.

Beberapa kelompok besar, termasuk Kachin di utara, Karen di timur dan Tentara Arakan Rakhine di Myanmar barat, secara terbuka mengecam kudeta itu dan mengatakan mereka akan membela pengunjuk rasa di wilayah yang mereka kuasai.

Pada hari Sabtu, militer Myanmar melakukan serangan udara di negara bagian Karen, memaksa ribuan penduduk mengungsi ke hutan dan negara tetangga.

#Myanmar

Berita Populer