JAKARTA, BUKAMATA - Jika tak ada aral melintang, Zoominari Kebijakan Publik kembali akan digelar Narasi Institute. Temanya, soal tindak lanjut pasca referendum Swiss IE-CEPA, atau kerjasama Indonesia dengan Swiss.
Zoominari ini akan digelar Jumat, 19 Maret 2021 besok. Catat waktunya, pukul 15.00-selesai. Registrasinya bisa di bit.ly/NarasiRegistrasi.
Founder Narasi Institute, Muhammad Nur Hidayat atau yang akrab disapa Mat Noer mengatakan, referendum rakyat Swiss 7 Maret 2021 menyetujui kesepakatan Kerjasama Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara Swiss dan Indonesia.
Dengan disetujuinya Indonesia-EFTA (IE CEPA), maka terbuka kesempatan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antara kedua belah pihak. Meski demikian, banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di dalam negeri. Itu agar manfaat CEPA ini dapat secara maksimal dirasakan, baik terkait dengan aspek perdagangan dan investasi maupun secara spesifik dengan perdagangan minyak sawit.
Apa saja pekerjaan rumah tersebut? Siapkah Indonesia memanfaatkan momentum tersebut? Itulah yang akan dijawab dalam zoominari yang turut didukung Bukamatanews.id ini.
Zoominari Kebijakan Publik ini akan mendatangkan beberapa ahli diplomasi Internasional dan pakar kebijakan perdagangan Internasional. Diantaranya, H.E Muliaman Hadad (Duta Besar Indonesia untuk Swiss), Bayu Krishnamurti (Ketua Tim Ahli, Menteri Perdagangan), Musdalifah Mahmud (Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Pangan dan Pertanian), juga Dedi Junaedi (Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Kementerian Pertanian).
Ada pula, Masni Eriza (Direktur Intra dan Antar Kawasan, Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri), serta Arya Hadi Dharmawan yang merupakan Dosen Ekologi Institute Pertanian Bogor.
BERITA TERKAIT
-
Indonesia Diminta Bersikap Tegas Tindak Pembakaran Al Quran di Swedia
-
Ekonom: Pandora Papers Sinyal Ada Persoalan Etika Pejabat Publik dan Lemahnya Reformasi Perpajakan
-
Ekonom Achmad Nur Hidayat Sarankan Satgas BLBI tidak Gaduh
-
Pakar: Indonesia Butuh Cara Ekonomi Baru untuk Keluar dari Jebakan Ketimpangan Ekonomi
-
Pakar: Efek Taper Tantrum FED 2021-2022 Tidak Separah 2013, Tapi Tetap Waspada