MAMUJU, BUKAMATA - “Saya sedih melihat anak anak, pembelajaran selama pandemi tidak teratur. Hal ini karenakan keterbatasan; alat, jaringan, geografi dan kemampuan SDM, lebih parah lagi setelah gempa bumi yang kami alami. Saya justru khawatir dengan bencana susulannya, motivasi belajar jadi menurun. Ini lebih gawat.”
Begitulah Hajrul Malik, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Mamuju mengungkapkan kekhawatiranya, dalam sebuah diskusi pemulihan sektor pendidikan pascabencana gempa bumi dan pandemi Covid-19, di SDN Binanga, Mamuju, Sulawesi Barat, 25 Ferbuari 2021 lalu, yang diselenggarakan oleh Pokja Pendidikan Kabupaten Mamuju.
Pernyataan pria yang akrab di panggil Pak Ustadz ini, turut diamini oleh lembaga lembaga lain yang hadir dalam diskusi tersebut. Dikonfirmasi di waktu terpisah, M Aditiya Arie Yudistira, pendiri Yayasan Karampuang, Mamuju, memberikan catatan kritisnya terhadap kondisi ini. Menurutnya, menurunnya motivasi belajar anak sangat berpotensi meningkatkan angka kekerasan anak, pernikahan anak dan anak tidak sekolah menjadi lebih tinggi.
Baca Juga :
“Ini serius, sudah susah kita dengan pandemi lalu ditambah gempa bumi. Jika dibiarkan akan menjadi bencana ketiga,” begitu ungkap Wakil Koordinator Satgas Pemulihan dan Rehab Rekon Penanganan Bencana Kabupaten Mamuju tersebut.
Pokja pendidikan yang didukung oleh lembaga, komunitas dan kelompok masyarakat yang turut membantu pemulihan sektor pendidikan di Mamuju, akhirnya bisa memotret kondisi dampak bencana gempa dan pandemi Covid-19.
Baik terkait sarana prasarana, siswa dan guru terdampak maupun data tentang kondisi Pendidikan yang berasal dari temuan lapangan dan pandangan lembaga mitra, Pokja Pendidikan bersama lembaga lembaga mitranya, menyepakati rencana aksi untuk memulihkan kondisi tersebut.
Salah satu kegiatan yang akan dilakukan secara kolaboratif adalah kegiatan kampanye pendidikan “TakiMi’ guru” atau dalam bahasa indonesia berarti ayo kembali belajar. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar anak dan partisipasi orang tua dalam pembelajaran, membantu sekolah dalam pemulihan kegiatan belajar mengajar (KBM) serta untuk mendapatkan dukungan aktif dari stakeholder pendidikan dan lembaga lembaga peduli lainnya secara luas dalam rangka mempercepat pemulihan pendidikan pascabencana di Mamuju.
Kegiatan yang turut disponsori lembaga lembaga pendukung pokja Pendidikan ini, akan diselenggarakan mulai 14 -19 Maret 2021 dengan melibatkan 136 relawan yang berasal dari, Yayasan Karampuang, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tomakaka, LSM Mamuju mengajar, Wahana Visi indonesia Aksi Cepat Tanggap (ACT), Komunitas Teras Aksara, Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI), Childfund, Mcinema Id, BEM Faperta Univ Tomakaka, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Pelita Manakara, Inanta, Disdikpora, Save The Children dan Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju.
Memulai Kampanye ini, Bupati dan Wakil Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi dan Ado Mas'ud ikut terlibat dalam Gerakan relawan mengajar ini. Mereka turut mengajar dan bermain dengan anak anak, menyemangati mereka untuk tetap semangat sekolah dan belajar. “Saya berharap kondisi ini bisa segera pulih, apapun akan saya lakukan agar Mamuju menjadi lebih baik dari sebelumnya,” kata Bupati.
Para relawan ini akan mengkampanyekan “TakiMi’guru..” melalui penyelenggaraan pembelajaran terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat di desa-desa yang tersebar di 4 kecamatan yang paling terdampak bencana gempa bumi di Mamuju, yaitu Kecamatan Tapalang, Tapalang Barat, Mamuju dan Simboro. Proses pembelajaran Gerakan Relawan mengajar ini akan didokumentasikan dalam bentuk video-video pendek, yang selanjutnya akan di-uppload di media-media sosial dengan tujuan memperkuat pesan utama kampanye ini kepada masyarakat luas.
Pokja pendidikan berharap, semua pihak bisa berkontribusi dan memberikan dukungan aktifnya dalam bentuk apapun, sehingga bencana susulan ketiga yang dikhawatirkan pendiri Yayasan Karampuang di atas, tidak terjadi di Mamuju.