Ririn
Ririn

Jumat, 26 Februari 2021 21:11

Shabnam Ali
Shabnam Ali

Guru yang Bantai 7 Keluarganya Akan Jadi Wanita Ke-2 yang Dieksekusi di India

Otoritas penjara di negara bagian Uttar Pradesh telah memulai persiapan untuk menggantung Shabnam Ali.

BUKAMATA - Seorang guru yang membunuh tujuh anggota keluarganya, akan menjadi wanita pertama yang dieksekusi di India dalam 66 tahun.

Otoritas penjara di negara bagian Uttar Pradesh telah memulai persiapan untuk menggantung Shabnam Ali.

Wanita berusia 38 tahun itu dinyatakan bersalah, bersama kekasihnya Saleem, atas pembunuhan brutal yang terjadi di kota Amroha pada tahun 2008.

Shabnam mengandung anak Saleem dan ingin menikah, tetapi keluarganya menentang hubungan mereka karena pria yang dicintainya berasal dari latar belakang yang kurang sejahtera.

Shabnam telah mendekam di penjara selama lebih 12 tahun. Dia bahkan melahirkan putranya, Taj, di sel.

Taj telah tinggal dengan orang tua angkat selama enam tahun terakhir karena undang-undang tidak mengizinkan seorang ibu untuk tinggal bersama anaknya di penjara setelah usia enam tahun.

Sekarang, anak mereka telah melakukan upaya terakhir untuk menyelamatkan nyawa ibunya. Dia telah meminta gubernur negara bagian, dan Presiden Ram Nath Kovind untuk meninjau petisi belas kasihan dan pengampunan terhadap Shabnam.

Dia mengajukan banding setelah mengunjungi ibunya di penjara Mathura pada hari Minggu.

"Ketika saya bertemu Ammi (ibu) pada hari Minggu, dia mengatakan kepada saya untuk belajar giat dan menjadi manusia yang baik, tidak peduli apapun yang saya lakukan dalam hidup,'' katanya kepada Arab News. "Dia memintaku untuk tidak khawatir."

"Saya berharap presiden India yang dihormati tidak akan mengecewakan anak seperti saya dan memaafkan ibu saya," tambahnya.

SaleemShabnam dan Saleem dinyatakan bersalah karena membius ayah Shabnam, ibu, dua saudara laki-laki dan istri mereka sebelum membacok mereka sampai mati dengan kapak.

Mantan guru sekolah dasar itu kemudian mencekik keponakannya yang berusia 10 bulan.

Pasangan itu dijatuhi hukuman mati pada tahun 2010, dan telah mengajukan sejumlah banding, namun gagal.

Hukumannya pertama kali dikuatkan oleh pengadilan tinggi Uttar Pradesh di Allahabad. Banding ke Mahkamah Agung India kemudian gagal pada tahun 2015.

Setahun kemudian, presiden saat itu Pranab Mukherjee menolak petisi belas kasihan Shabnam, yang dia buat dengan alasan menjadi ibu bagi seorang anak kecil.

Pada Januari 2020, Mahkamah Agung juga menolak permohonannya untuk meninjau kembali penolakan itu.

Terlepas dari berbagai upaya yang gagal, masih ada beberapa opsi hukum yang terbuka untuk Shabnam, kata pengacara Mahkamah Agung Sarthak Chaturvedi kepada The Times of India.

"Shabnam masih bisa meminta peninjauan kembali atas petisi tersebut di Mahkamah Agung. Dia juga bisa mengajukan petisi kuratif," katanya.

Namun, pengacara persidangan Shabnam, Arshad Ansari, mengatakan 'sangat tidak mungkin' kasusnya akan dibuka kembali.

Minggu ini, media lokal melaporkan bahwa otoritas penjara di Mathura (satu-satunya fasilitas di India yang ditugaskan untuk mengeksekusi narapidana wanita) mengatakan, mereka sedang mempersiapkan eksekusi Shabnam.

Tanggal hukuman gantung belum dikonfirmasi karena pengadilan Amroha belum mengeluarkan surat perintah.

"Kami telah memesan tali dan hanya menunggu surat perintah kematian baru untuk mengeksekusinya dengan digantung," kata seorang pejabat senior penjara Mathura.

Laporan di media lokal juga menunjukkan bahwa seorang ahli gantung generasi keempat yang produktif telah memeriksa fasilitas berusia 150 tahun itu dan pihak berwenang sedang memperbaiki tiang gantungan.

Jika digantung, Shabnam akan menjadi wanita kedua yang dieksekusi di India sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947.

Pada tahun 1955, Rattan Bai Jain digantung karena pembunuhan tiga gadis.

Saleem juga terancam hukuman mati dan petisi peninjauannya ditolak oleh pengadilan.

Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India, telah melakukan lebih banyak eksekusi daripada yang lain sejak negara itu memperoleh kemerdekaan dari Inggris 74 tahun lalu.

Menurut angka tahun 2018, negara bagian itu mengeksekusi 354 orang. Tahun itu, pengadilan India menjatuhkan 162 hukuman mati - paling banyak dalam hampir dua puluh tahun.

#India

Berita Populer