Arab Saudi Kini Izinkan Wanita Bergabung di Militer
Langkah itu dilakukan di bawah inisiatif Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman, upaya untuk memodernisasi kerajaan, menarik investasi asing, dan meningkatkan reputasinya.
BUKAMATA - Arab Saudi mengumumkan reformasi baru, yaitu mengizinkan wanita untuk bergabung dalam militer.

Kementerian pertahanan Saudi mengumumkan bahwa jajaran militer, dari prajurit hingga sersan sekarang akan tersedia bagi wanita di angkatan darat, pertahanan udara Kerajaan Saudi, angkatan laut dan kekuatan rudal strategis, serta layanan medis angkatan bersenjata.
Syarat untuk bergabung dalam militer adalah wanita berusia antara 21 hingga 40 tahun, tidak memiliki catatan kriminal, tidak menikah dengan warga negara non-Arab Saudi dan pendidikan minimal sekolah menengah atas.
Langkah itu dilakukan di bawah inisiatif Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman, upaya untuk memodernisasi kerajaan, menarik investasi asing, dan meningkatkan reputasinya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Saudi telah melakukan berbagai reformasi terkait hak perempuan, termasuk mengizinkan mereka mengemudi, dan diberi kebebasan bergerak. Meski demikian, hak-hak perempuan miskin tetap menjadi kritik utama kerajaan.
“Meskipun langkah-langkah ini penting, banyak aktivis yang mengadvokasi reformasi ini tetap dipenjara, dibungkam, atau diasingkan,” kata laporan Human Rights Watch, menyusul pembebasan aktivis Loujain al-Hathloul pekan lalu.
"Pengumuman reformasi ini mungkin juga berfungsi untuk mengalihkan perhatian dari represi yang berkelanjutan."
Lina al-Hathloul, adik perempuan Loujain, juga mengirim surat kepada salah satu bintang joki wanita Inggris, Hollie Doyle, mendesaknya untuk memboikot Piala Saudi atas pelanggaran hak-hak perempuan.
"Pihak berwenang ... ingin menggunakan acara seperti Piala Saudi untuk menunjukkan kepada dunia bahwa negara telah berubah - tetapi jauh dari peristiwa glamor ini, kebrutalan terus berlanjut," bunyi surat itu.
Aktivis hak-hak perempuan seperti Samar Badawi, Nassima al-Sadah dan Mayaa al-Zahrani saat ini bahkan masih tetap di berada penjara karena aktivisme mereka, tambah Al-Hathloul.
Organisasi hak asasi manusia mengatakan Loujain al-Hathloul menghadapi pelecehan seksual dan penyiksaan selama berada di penjara. Dia dipenjara karena menyuarakan diakhirinya sistem perwalian laki-laki dan larangan mengemudi perempuan.
Meskipun larangan mengemudi sudah dicabut beberapa minggu setelah ditangkap, dia tetap dipenjara dan baru dibebaskan minggu lalu.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47
