Rusia Ancam Putuskan Hubungan Dengan Uni Eropa

BUKAMATA - Rusia mengancam akan memutuskan hubungan dengan Uni Eropa jika blok itu memberlakukan sanksi baru yang melumpuhkan, di tengah perselisihan mengenai perlakuan terhadap pemimpin oposisi Alexei Navalny.

Dalam sebuah sambutan di televisi, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Rusia tidak ingin diisolasi tetapi harus meningkatkan swasembada untuk menghadapi potensi sanksi UE.

“Kami tidak ingin terasing dari kehidupan internasional, tapi kami harus siap untuk itu,” ujarnya. "Jika Anda menginginkan perdamaian, Anda harus bersiap untuk perang."

Ditanya apakah Rusia sedang menuju perpecahan dengan Uni Eropa, dia menjawab: "Kami melanjutkan dari asumsi bahwa kami siap untuk itu."

Dia juga menekankan pentingnya hubungan ekonomi dengan 27 negara UE dan menekankan bahwa Moskow akan terus terlibat dalam kerja sama yang saling menguntungkan. "Tapi kami harus bersiap untuk yang terburuk dan semakin bergantung pada sumber daya sendiri," katanya.

“Kita harus mencapai itu di bidang ekonomi, jika kita melihat lagi, seperti yang telah kita rasakan lebih dari sekali, bahwa sanksi yang dijatuhkan di beberapa daerah menimbulkan risiko bagi perekonomian kita, termasuk di bidang yang paling sensitif, seperti pasokan suku cadang dan komponen," tambahnya.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menekankan bahwa Rusia ingin mempertahankan hubungan normal dengan UE, tetapi perlu mempersiapkan yang terburuk jika blok itu mengambil tindakan bermusuhan.

“Jika kita menghadapi jalur destruktif yang akan merusak infrastruktur kita, kepentingan kita, Rusia harus siap sebelumnya untuk langkah-langkah tidak bersahabat tersebut. Kita harus mandiri,” kata Peskov, dikutip Independent.ie.