JAKARTA, BUKAMATA - Senin, 24 Agustus 2020. Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, menggelar rekonstruksi penembakan Sugianto (51), bos perusahaan pelayaran.
Rekonstruksi dipimpin oleh Wadir Krimum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Handik Zusen, Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Noor Marghantara dan Kanit I Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Herman Edco Simbolon.
Dalam rekonstruksi terungkap, pelaku penembakan Dikky Mahfud (50) beberapa kali dibujuk agar mau menjadi eksekutor.
Saat itu, Dikky dihubungi Rosidi (52), mengajak menjadi eksekutor Sugianto.
"Pak Mahfud mau nggak bunuh orang?" tanya Rosidi.
Mahfud sempat menolak ajakan tersebut. "Mohon maaf Pak Rosidi saya sudah taubat," jawab Dikky.
Rosidi tak menyerah. Dia terus membujuk Dikky Mahfud. Dia mengatakan kalau ini permintaa Ruhiman (42) alias Maman, suami siri tersangka Nur Luthfiah (34). Ruhiman ini adalah pelanjut majelis taklim almarhum NH, ayah tersangka Nur Luthfiah.
"Bagaimana kalau ini perintah Kakang (Ruhimang), karena sebagaimana yang kita yakini bahwa Kakang adalah orang yang menjadi pelanjut perjuangan eyang Nur," bujuk Rosidi.
Dikky Mahfud terdiam di balik telepon. "Saya salat istikharah dulu, pak," ujar Dikky.
"Oke. Silakan istikharah. Tapi saya pun akan konfirmasi ke Kakang (Ruhiman) karena apa yang kita bicarakan ini belum saya bicarakan ke Kakang," ujar Rosidi.
Dikky Mahfud akhirnya mengambil tawaran tersebut. Dia diberi imbalan sebesar Rp200 juta untuk menghabisi nyawa korban.
Dikky kemudian dilatih menembak. Yang melatih seorang oknum wartawan media online, Arbain Junaedi. Dia juga yang disebut memasok senjata untuk dipakai mengeksekusi korban.
Eksekusi pun dilakukan Kamis, 13 Agustus 2020 di Ruko Royal Gading Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ketika itu, pukul 12.00 WIB. Korban Sugianto hendak pulang ke rumahnya makan siang.
Pembunuhan itu diotaki Nur Luthfiah. Dia adalah karyawan di perusahaan milik korban. Nur Luthfiah bekerja di perusahaan itu sejak 2012.
Namun, dia kerap dimarahi korban. Bahkan sering dilecehkan. Korban kerap mengajak korban melakukan hubungan badan. Korban juga takut dilapor polisi. Pasalnya, korban tahu kalau Nur Luthfiah menggelapkan uang pajak perusahaan.
Untuk meyakinkan eksekutor, Nur Luthfiah sempat akting. Seolah-olah dirasuki arwah ayahnya, Eyang Nur, yang meminta pelaku mengeksekusi korban.
BERITA TERKAIT
-
Emosi Ditantang Duel, Pemilik Kontrakan di Bone Tikam Tamu Penyewa Hingga Tewas
-
Diplomat Indonesia Zetro Purba Tewas Ditembak OTK di Peru
-
Pelaku Pembunuhan Sadis di Selayar Dinyatakan Alami Gangguan Jiwa, Polisi Serahkan ke Dinsos
-
Tiba di Rumah Duka, Jenazah Tukang Ojek Korban KKB Papua Disambut Tangis Keluarga
-
Dipicu Dendam Pribadi, Petani di Bone Tewas Dianiaya Tetangga