Redaksi
Redaksi

Rabu, 26 Agustus 2020 10:00

Sudah digali, liang lahat untuk Harnanik akhirnya ditimbun kembali.
Sudah digali, liang lahat untuk Harnanik akhirnya ditimbun kembali.

Liang Lahat Sudah Digali, Ternyata Wanita Asal Blitar Masih Hidup

Seorang pasien dikabarkan sudah meninggal. Warga di kampungnya menggali liang lahat. Ternyata rumah sakit salah informasi. Si pasien masih hidup. Liang lahat ditimbun kembali.

BLITAR, BUKAMATA - Harnanik (68) dilarikan ke di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Kondisinya menurun akibat penyakit darah tinggi yang mengarah ke stroke ringan.

Karena mengalami sesak napas, pihak rumah sakit memasukkan Harnanik ke ruang isolasi untuk penanganan pasien dengan gejala klinis mengarah ke COVID-19.

Tepatnya di ruang isolasi Mawar. Pihak rumah sakit melarang ada keluarga yang menunggui. Termasuk anaknya, Nanung Hermawan (44).

"Kami hanya mengantarkan barang keperluan ibu dan menyerahkan sepenuhnya penanganan ibu ke tim medis," kata Nanung.

Senin, 24 Agustus 2020, sekitar pukul 07.00 WIB, setelah 10 hari diraway, pihak rumah sakit menelepon. Diterima ayah Nanung, Putut Karyani. Kepada Putut, rumah sakit mengabarkan, bahwa istrinya Harnanik, telah meninggal.

Warga Desa Bendowulung RT 07 RW 02, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar itu pun bergegas ke rumah sakit. Di kamar mayat, Putut dihadapkan di depan jenazah yang kondisinya tertutup.

Putut lalu menyalatkan jenazah yang dia duga istrinya. Tak lupa Putut mendoakan jenazah tertutup kain itu.

Nanung sendiri, menyiapkan semua keperluan di rumah duka. Para tetangga yang mendengar kabar duka mulai berdatangan melayat. Bahkan, beberapa tetangga langsung menuju ke area pemakaman, untuk menyiapkan liang lahatnya.

Ketika galian kubur sedalam dengkul, tiba-tiba Putut menelepon dari rumah sakit. Katanya, bukan istrinya yang meninggal.

Putut cerita, usai mendoakan, dia disuruh dokter membuka kain penutup jenazah, guna memastikan bahwa itu jasad istrinya.

Betapa kagetnya Putut. Mayat wanita itu bukan istrinya. Melainkan wanita yang lain.

Begitu mendengar telepon dari Putut, Nanung langsung mengabarkan keapda warga. Mereka pun menghentikan proses penggalian liang lahat. Para tetangga yang mulai berdatangan ke rumah duka, juga balik kanan. Tidak jadi melayat.

Menurut cerita Nanung, bapaknya kemudian menanyakan di mana ibunya dirawat sekarang. Seorang petugas medis lalu mengantarkannya menuju kaca di balik ruang isolasi.

"Bapak melihat sendiri, ibu masih dirawat di dalam ruang isolasi. Ibu dalam posisi duduk, dan wajahnya seperti melihat kondisi sekeliling ruangan begitu. Nah di situ bapak memastikan ke perawat, kalau ibu atas nama Harnanik tidak meninggal," tambahnya.

Nanung mengaku langsung menyusul bapaknya ke RSUD Mardi Waluyo. Dan dia melihat sendiri, ibunya dalam posisi terbaring. Tidak terpasang gelang yang bertuliskan data pasien.

Begitu menyadari ada kesalahan informasi, petugas ruang isolasi meminta maaf. Dan memindahkan Harnanik dari ruang isolasi mawar menuju ruang bougenvil.

"Ketika dipindah itu, ibu baru dipasangi gelang pasiennya. Terus saya tanya, kenapa dipindah apa sudah keluar hasil tes swab-nya. Seorang petugas menjawab, sudah keluar dan hasilnya negatif," terang Nanung.

Soal salah informasi dari rumah sakit ini juga dibenarkan Kapolsek Sanankulon, AKP Wahono. Karena kemarin sedang rapat koordinasi Gerakan Sejuta Masker, kapolsek memerintahkan Bhabimkamtibmas menuju rumah Harnanik.

"Iya memang benar ada kesalahan informasi dari rumah sakit. Saya minta Bhabinkamtibmas ke lokasi kemarin, dan pihak keluarga sudah menyaksikan sendiri, kalau jenazah yang ditunjukkan rumkit itu bukan ibu mereka," ujarnya.

Wadir Pelayanan dan Penunjang RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, dr Herya Putra mengatakan, pihaknya sudah meng-cross check ruangan dan perawatan. Ia mengakui, pihaknya salah menginformasikan data pasien yang meninggal kepada pihak keluarga.

"Memang kesalahan kami. Itu mutlak karena orientasi tempatnya. Kalau gelang memang terpasang. Kan dua-duanya (Harnanik dan pasien yang meninggal) kondisinya tidak begitu baik. Dari awal sesak berat," kata dr Herya.

Herya mengakui, ada kesulitan komunikasi dari petugas yang ada di dalam area isolasi dengan petugas di luar. Herya menyebut, komunikasi mereka kurang begitu lancar karena situasinya terpisah.

"Kesulitan komunikasi. Nah itu yang jadi kendala. Terus kemudian, dari teman administrasi yang ada di ruangan, orientasinya tempat. Jadi ruangan ini pasien ini, ruangan ini pasien ini. Tidak bisa melihat langsung gelang pasiennya," ungkapnya dikutip dari detik.

Selain hal itu Herya juga menambahkan, potensi kesalahan bisa terjadi saat pasien dipindah tempat untuk pengambilan foto thorax. Karena untuk mencegah paparan COVID-19, foto thorax dilakukan di satu tempat khusus.

"Ya namanya berbuat salah, pertama yang kami lakukan meminta maaf. Kami terbuka," lanjutnya.

Kesehatan Harnanik membaik. Para tetangga pun kembali menguruk liang lahad yang terlanjur dibuat saat mendengar kabar Harnanik meninggal.

Pengurukan liang lahat itu disampaikan salah seorang tetangga Harnanik, Wasis Kuntoaji. Menurutnya tidak elok membiarkan liang lahad tetap menganga. Terlebih bisa membahayakan orang yang mau ziarah di TPU Desa Bendowulung itu.

"Ya diuruk lagi Mbak, bisa bikin orang jatuh masuk lubang kalau dibiarkan terbuka. Alhamdulillah Bu Nanik diberi panjang umur," kata Wasis.

#Jenazah Terinfeksi Corona #kisah lucu #Kisah aneh #kisah keberuntungan