MELBOURNE, BUKAMATA - Mulai tadi malam, pembatasan berskala besar pada tingkat empat mulai diberlakukan di Kota Melbourne, Negara Bagian Victoria, Australia. Ini harus diambil, mengingat penyebaran coronavirus semakin meningkat, tidak terkendali dan menyebabkan kematian yang semakin bertambah.
Pada 1 Agustus, angka penderita hanya 377 kasus, namun pada 2 Agustus, meningkat menjadi 641 kasus. Total kasus Covid-19 di Victoria ada 11.557, meninggal 123 kasus, meninggal 4.915 kasus.
Bahkan pemerintah setempat telah menjadikan pandemi Covid-19 ini sebagai bencana nasional di negara bagian tersebut. Masyarakat akan dilarang beraktivitas di luar rumah selama enam minggu ke depan.
Baca Juga :
Justru pemerintah telah melibatkan pihak militer untuk membantu polisi dalam mengawasi masyarakat yang berada di luar rumah. Tempat-tempat yang tidak esensial sudah ditutup. Mulai dari bar, casino, panti pijat, bioskop bahkan rumah ibadah pun harus ditutup. Kendaraan umum dihentikan beroperasi.
Masyarakat hanya boleh keluar rumah untuk membeli makanan pokok dan urusan yang terkait langsung dengan keselamatan jiwa, misalnya ke rumah sakit dan lain-lain. Selain itu, dilarang. Itupun masyarakat sudah diwajibkan memakai masker. Denda yang cukup tinggi akan diberikan kepada warga yang tidak patuh.
Penyebaran virus di Melbourne dalam satu bulan terakhir memang meningkat. Padahal sebelumnya sudah pernah masuk kategori nol per hari. Namun tiba-tiba meningkat atas kekeliruan beberapa pihak yang terlalu cepat puas bahwa virus sudah habis saat itu. Mereka terlena, tak waspada bahwa hal sepele bisa menyebabkan penyebaran yang luar biasa.
Sedangkan di negara bagian lain, seperti di tempat kami, New South Wales, memang sudah ditemukan peningkatan, tetapi masih terkendali. Sehingga diadakan pengawasan yang tinggi. Masyarakat dianjurkan memakai masker jika keluar rumah, meski belum pada tahap kena denda jika tidak. Tetapi beberapa supermarket telah menyiapkan masker gratis di pintu masuk bagi warga yang ingin belanja. Warga dilarang masuk supermarket jika tidak mau pakai masker.
Pemerintah lokal juga sudah menganjurkan menghadiri kegiatan yang tidak esensial, meski belum tahap melarang. Walaupun kendaraan umum masih beroperasi, tetapi sebaiknya jangan naik bus umum.
Kegiatan lainnya masih berjalan normal, termasuk anak-anak masih sekolah. Setiap saat pemerintah lokal muncul di media massa memberikan informasi kepada masyarakat.
Penulis: Haidir Fitra Siagian
(Dosen UIN Alauddin Makassar, menempuh pendidikan di Wollongong University, NSW, Australia)