JAKARTA, BUKAMATA -- Setelah dua pekan menyelidiki kasus kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo, polisi akhirnya mendapat sedikit titik terang. Dari 34 saksi yang sudah diperiksa, ada yang menyebut nama yang diduga pelaku pembunuhan Yodi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, penyelidikan sementara, peristiwa pembunuhan Yodi Prabowo diperkirakan terjadi di atas pukul 00.00 WIB malam.
"Diperkirakan kejadian itu sekitar pukul 12 malam sampai dengan pukul 2 pagi hari. Itu berdasarkan dari hasil keterangan saksi, mulai dia (korban) dari berangkat kantor," ujar Kombes Yusri Yunus pada Selasa (21/7/2020) kemarin.
Sepeda motor korban, juga ditemukan warga setempat pada pukul 02.00 WIB. Lokasi motor ditemukan tidak jauh dari tempat korban tergeletak.
"Karena berdasarkan keterangan saksi yang memindahkan sepeda motor yang dia temukan di pinggir jalan dekat TKP tersebut sekitar pukul 2 pagi," jelasnya.
Di sekitar lokasi memang ada CCTV. Namun hasil rekamannya tidak jelas.
"Memang ada kondisi dalam keadaan gelap. Dua CCTV masih pengecekan dan kondisinya masih sangat sulit. Ini masih dicoba sama Tim labfor untul membuka kembali apakah bisa terbaca atau tidak," ungkap Yusri.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium forensik terhadap pisau yang ditemukan di sekitar korban, rupanya ada sidik jari Yodi Prabowo.
"Sementara ini sidik yang ditemukan (hasil labfor) adalah sidik jari korban dan juga DNA si korban sendiri," ujar Yusri.
Penyidik juga menyimpulkan, tidak ada kekerasan benda tumpul atau pemukulan terhadap Editor Metro TV Yodi Prabowo yang ditemukan tewas.
Hal itu diungkapkan oleh penyidik dari kepolisian setelah memeriksa 34 saksi dan melakukan cek tempat kejadian perkara (TKP) ulang, atas tewasnya Yodi Prabowo.
Luka lebam di tubuh korban, dipastikan adalah lebam mayat karena jenazah korban ditemukan sekitar tiga hari setelah meninggal dunia. Kemarin kata Yusri, tim langsung dipimpin Dirkrimum Polda Metro bersama Kasat Reskrim Jaksel, mengecek lagi TKP, untuk bisa memastikan keterangan dari saksi-saksi yang ada.
"Keterangan dari saksi ahli, keterangan dari forensik juga ada, serta dari labfor juga ada ikut ke TKP," tambahnya.
Polisi kemudian mensinkronkan antara temuan di lapangan dengan hasil keterangan saksi. Juga petunjuk lain yang didapat penyidik.
"Hasilnya, memang betul korban sudah hampir tiga hari meninggal di TKP, dengan kondisi jenazah sudah mengalami pembusukan," kata Yusri.
Meski begitu kata Yusri, korban dipastikan tewas karena tusukan senjata tajam di lehernya.
"Hasil dari kedokteran forensik tidak ada pemukulan dan tidak ada benda tumpul yang mengenai korban. Korban murni adanya tusukan dan sayatan di sekitar leher. Ini yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Yusri.
Dalam cek ulang TKP kata Yusri juga dipastikan barang pribadi dari korban tidak ada yang hilang. "Jam 2 malam motornya ditemukan oleh salah satu saksi yang ada di TKP dan kemudian dipindahkan ke dekat portal," kata Yusri.
Dari 34 saksi, ada satu yang merupakan rekan Yodi. Dia sempat mengaku mengetahui siapa pelaku pembunuhan. "Bahwa salah satu saksi yang merupakan rekan dari almarhum sendiri, yang mengatakan dia mengetahui (kejadian). Dia berasumsi lah ya," kata Yusri.
Namun, kata Yusri, polisi masih akan melakukan pendalaman terkait pengakuan saksi itu. Dalam waktu dekat kata Yusri, polisi kembali memanggil saksi untuk diminta keterangan tambahan untuk mendapatkan titik terang kasus itu.
"Kita akan lakukan pemeriksaan ulang, pemeriksaan tambahan. Jadi beberapa saksi lainnya juga akan kita lakukan pemeriksaan ulang untuk melengkapi berita acara dan petunjuk lain," katanya.
Yusri Yunus menjelaskan, awalnya polisi menemukan barang bukti pisau di sekitar lokasi penemuan jenazah Yodi. Pisau itu di balik tubuh Yodi, saat dia tertelungkup. Pisau itu diendus anjing pelacak.
Anjing itu lalu menyusuri dan berhenti di sebuah warung kopi milik Amir di tepi Danau Cavalio.
Jasad Yodi ditemukan pada Jumat (10/7/2020). Tergeletak di pinggir tol JORR di Jalan Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Polisi menemukan luka di dada kiri korban akibat senjata tajam. Juga di leher. Diduga, itulah yang mengakibatkan hilangnya nyawa korban.
BERITA TERKAIT
-
Emosi Ditantang Duel, Pemilik Kontrakan di Bone Tikam Tamu Penyewa Hingga Tewas
-
Diplomat Indonesia Zetro Purba Tewas Ditembak OTK di Peru
-
Pelaku Pembunuhan Sadis di Selayar Dinyatakan Alami Gangguan Jiwa, Polisi Serahkan ke Dinsos
-
Tiba di Rumah Duka, Jenazah Tukang Ojek Korban KKB Papua Disambut Tangis Keluarga
-
Dipicu Dendam Pribadi, Petani di Bone Tewas Dianiaya Tetangga