WASHINGTON, BUKAMATA - Beberapa ilmuwan dari China membelot ke Amerika Serikat. Para ahli yang ditengarai mengetahui persis penyebaran Corona di Wuhan, kini dalam perlindungan Intelijen Amerika Serikat.
Hal itu diungkap ahli strategi yang ikut andil dalam kemenangan Donald Trump di Pilpres AS, Steve Bannon. Mantan perwira Angkatan Laut AS itu mengatakan kepada The Mail, bahwa para ahli itu mengakui kalau corona berasal dari laboratorium Wuhan yang bocor.
"Kami bersama FBI sedang mengumpulkan bukti bahwa apa yang dilakukan di Insitut Virology di Wuhan, telah dijalankan dengan sangat buruk," uiarnya.
Menurut Bannon, para pembelot itu telah berbicara dengan intelijen AS, Eropa, dan Inggris. Dengan kecerdasan para mata-mata, ditambah keterangan para pembelot, maka kepingan-kepingan persoalan di Wuhan tengah disusun.
Para pembelot ini kata Bannon, telah meninggalkan China dan Hong Kong pada Februari 2020.
Bannon juga meminta kepada PM Inggris, Boris Johnson, agar membatalkan rencana 5G dengan perusahaan teknologi asal Tiongkok, Huawei.
Juga kepada Prancis yang menjadi donatur laboratorium itu, AS mengatakan China telah menutup rapat-rapat laboratorium itu dari Prancis sebelum diresmikan. Padahal kata Bannon, Prancis lah yang membiayai proyek itu.
BERITA TERKAIT
-
Pemerintah Terbitkan Perpres Tentang Covid-19, Berikut Tujuannya!
-
Kasus Positif Harian Covid-19 Tembus 1.879, Tertinggi Sepakan Ini
-
8 Pandangan WHO Terhadap Situasi Covid Saat Ini
-
Setelah Mempertimbangkan Kategori Covid sebagai Flu Biasa, Kini Jepang Terapkan Aturan Tidak Wajib Masker
-
Sebulan, 60.000 Orang di China Meninggal Karena Covid-19