Redaksi
Redaksi

Selasa, 14 April 2020 19:04

Kiat Dokter Fadly Lawan Corona, Inisiasi Musisi hingga Bentuk Relawan Millenial

Sebagai dokter, dr Fadly Ananda tidak tinggal diam menghadapi pandemi Covid-19. Dia membentuk relawan hingga menggalang musisi tanah air untuk kumpul donasi.

MAKASSAR, BUKAMATA - Sulsel sudah zona merah Covid-19. Masuk 5 besar di seluruh Indonesia. Banyak pihak yang tergerak untuk membantu, termasuk pemilik RSIA Ananda Makassar, dr Fadly Ananda.

Dalam wawancara untuk program Kopi Tumpah" href="https://bukamatanews.id/tag/podcast-kopi-tumpah">Podcast Kopi Tumpah Bukamata, dr Fadly Ananda memang di Sulsel ada kenaikan. Menurutnya, kenaikan itu karena alat tes yang sudah banyak di Sulsel. "Di Sulsel ini alat dan regent sudah mulai ada. Di Unhas itu sudah ada PCR bantuan dari pemerintah. Di BLK juga sudah ada pemeriksaan. Jadi memang bakalan meningkat," jelasnya.

Menurut dr Fadly, makin banyak orang terdeteksi, maka kurvanya akan semakin bagus. Makin banyak orang terdeteksi kata dia, makin banyak orang terisolasi sehingga tidak menyebarkan virus ke mana-mana.

Langkah yang harus dilakukan masyarakat kata dia, adalah paling benar tinggal di rumah. Kalau pun harus keluar rumah, sebaiknya memakai masker.

"Masker apapun itu. Masker operasi, M95 atau masker kain yang disarankan dari kami-kami ini adalah masker kain. Itu untuk menjaga sekitar kita. Agar Droplet (semburan ludah) kita tidak menyebar ke mana-mana. Kita tahu bahwa virus ini berkembang biak lewat droplet, ketika keluar dari percikan ludah, batuk dan sebagainya. Jadi kalau kita mau melindungi diri sendiri dan orang lain, masing-masing harus pakai masker saat harus keluar rumah," bebernya.

Menurutnya, kalau pemerintah sendiri, memang dalam kondisi sekarang, sudah memikirkan PSBB. "Makassar mungkin besok (Selasa, 14/4/2020) akan mengajukan PSBB mudah-mudahan diterima. Kita lihat perkembangannya bagaimana. Karena virus itu mencari inang, kalau inangnya tidak ada, virus itu tidak akan berkembang ke mana-mana. Jadi sedapat mungkin 14 hari ini kita tinggal di rumah, secara serentak ya. Jangan ada yang 14 hari mulai duluan, begitu dia selesai ternyata ada yang baru 10 hari ketemuan, itu risiko juga," tambahnya.

Dr Fadly yang juga salah satu kandidat bakal calon wali kota Makassar baru-baru ini memberikan anjuran kepada relawan yang turun ke jalan, agar mengubah cara-cara penyaluran donasi. Karena dia melihat di lapangan, masyarakat banyak yang menunggu di luar.

"Mungkin masyarakat sudah tahu, bahwa relawan banyak yang turun membagikan makanan, maka warga banyak yang menunggu di luar rumah. Makin ramai jalanan dengan banyak relawan yang menyebarkan bantuan. Mungkin niatnya bagus, tapi karena memang masyarakatnya lagi butuh masyarakatnya keluar. Memantik masyarakat keluar rumah menunggu pemberian dan donasi dari teman-teman relawan," sebutnya.

Menurut dr Fadly, Sulsel naik karena masyarakat memang keluyuran, masih banyak beraktivitas di luar rumah. Relawan juga banyak yang berkeliaran di luar rumah. "Saya bicara sama relawan, metodenya mungkin diubah, bagaimana supaya masyarakat tidak keluar rumah," ujarnya lagi.

Menurut dr Fadly, angka Sulsel naik, karena 44 itu kemarin, sebagian dari KM Lambelu. Akhirnya diisolasi mandiri di atas kapal.

"Yang kedua kenapa Sulsel tinggi, alat kita lebih banyak walau mungkin regentnya kurang. Tapi karena alat kita banyak, maka akan mempunyai sampel yang banyak. Karena sampel banyak, pasti akan memberikan lonjakan pemeriksaan tinggi, karena kita pakai PCR, tidak memakai rapid test. Dan itu standar," jelasnya.

Mungkin pemerintah kata dr Fadly, harus lebih keras lagi menyuruh orang untuk tinggal di rumah. PSBB untuk Kota Makassar dan penyangganya lanjut dia, salah satu opsi yang boleh dipikirkan pemerintah saat ini.

Sejauh ini, dr Fadly dan teman-teman relawannya, melakukan tiga hal untuk memerangi virus Corona ini. Pertama, membagikan masker kepada warga yang selalu keluar rumah karena tuntutan profesi, seperti ojek online dan pekerja harian dan sebagainya.

"Sampai saat ini sudah 11 ribu masker yang sudah kita bagi. Dan dari relawan yang kita namakan Komunitas Relawan Millenial, dan sebagian relawan sudah bergerak, termasuk DMI dan ICMI sudah bergerak," sebutnya.

Yang kedua kata dr Fadly, bagaimana kita memberikan asupan makanan bagi para tenaga kesehatan (nakes). "Yang kita berikan saat ini, adalah makan malam. Karena kalau makan siangnya itu biasanya sudah ada yang siapkan, biasanya dari rumah sakit atau dari donatur yang lain. Yang kita siapkan makan malam. Makanya kita biasa jalan mulai dari jam 5 sore sampai jam 8 malam untuk membagikan makanan bagi para nakes," sebutnya.

"Alhamdulillah, banyak juga donatur yang menyumbangkan makanan itu dari kolaborasi yang kita lakukan, alhamdulillah ternyata di Makassar banyak juga orang baik," lanjutnya.

Yang ketiga lanjut dr Fadly, mereka memberikan asupan makanan untuk masyarakat menengah ke bawah. Yang paling banyak merasakan dampak PSBB ini nanti kata dr Fadly adalah masyarakat menengah ke bawah.

"Yang kita lakukan adalah menyiapkan paket sembako, paket beras 5 kg sama minyak goreng untuk dibagikan ke masyarakat. Saat ini, terkumpul 1000 paket. Kita akan donasikan dalam waktu dekat ini. Sisa kita carikan bagaimana metode donasinya agar masyarakat tidak keluar rumah. Mungkin nanti door to door dengan pendataan yang baik. Kita bagikan kepada rumah tangga yang memang membutuhkannya," tambahnya.

Penyalurannya nanti kata dia, tergantung dari data dari teman-teman. "Kita bukan pemerintah, belum ada data dari RT/RW. Jadi mungkin dari tetangga-tetangga teman-teman relawan. Jadi kita membantu tetangga-tetangga dulu, dengan 5 ton beras dan minyak goreng. Insyaallah berkah," lanjutnya.

Dr Fadly juga bergabung di program donasi Musik Lawan Corona bersama kitabisa.com. Ini didasari karena Sulsel sudah zona merah. Dia lalu menginisiasi para musisi yang ingin berpartisipasi bagaimana membantu tenaga medis dan masyarakat luas Sulsel.

"Supaya tidak terlalu monoton lah. Alhamdulillah, teman-teman musisi respons untuk program donasi ini. Bahkan teman-teman musisi sudah lelang. Jaketnya dari Kaka Slank dan Bimbim sudah diberikan untuk dilelang pada saat acara ini," bebernya.

Dokter Fadly juga sebagai relawan dan mengumpulkan teman-teman artis yang dia kenal. "Ada beberapa dokter juga saya ajak. Ada Prof Idrus A Paturusi, yang kita tahu beliau pernah positif. Ada juga dr Igun dari IDI sama dr Muji. Ada dari luar kita panggil, dr Tirta juga. Jadi mereka ingin memberikan tanggapan-tanggapan mengenai Covid-19 ini. Jadi tidak monoton musik. Jadi ada beberapa talkshow kesehatan lah. Jadi kita padukan antara kesehatan dan musik," ungkapnya.

Kepada seluruh masyarakat, dr Fadly menyerukan, Covid-19 adalah masalah bersama, mungkin ada yang belum siap menghadapinya. Tapi insyaallah kata dia, kalau kita bersama-sama menghadapinya, insyaallah kita akan memenangkan pertarungan ini.

"Ini bukan cuma pertarungan pemerintah, tapi juga masyarakat. Bagaimana kita melawan ego kita untuk tetap tinggal di rumah guna pencegahan Covid-19 ini," paparnya.

"Mungkin sekarang kita tidak merasa tidak ada gejala, tapi kalau sampai di rumah kita menularkan kepada orang-orang yang kita cintai, itu sangat disayangkan," tambahnya.

Dokter Fadly juga mengharapkan ketegasan dari pemerintah membatasi wilayah masing-masing, agar corona cepat pergi dan kita semua bisa beraktivitas lagi seperti biasa.

#Podcast Kopi Tumpah #Fadli Ananda #Kopi Tumpah