Redaksi
Redaksi

Selasa, 14 April 2020 18:33

Juliana Liem semasa hidup.
Juliana Liem semasa hidup.

Begini Detik-detik Terbunuhnya Mahasiswi Medan di Atas Angkot

Juliana Liem dicekik di dalam angkot oleh kenek, Tato Sembiring, lalu kepalanya dibenturkan ke besi hingga tewas.

MEDAN, BUKAMATA - Sabtu malam, 11 April 2020. Juliana Liem Boru Tumanggor (26), baru saja pulang dari kampus di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan. Di kampus swasta itu, Juliana menempuh pendidikan semester akhir jurusan Akuntansi.

Di tepi jalan Jl Muh Yamin, dia menunggu angkot. Dia hendak pulang ke tempat kosnya, di Simpang Selayang, Medan.

Saat itu datang angkot 103 yang dikemudikan Tomi Keliat (29) dan keneknya, Tato Sembiring (28). Berdua saja di atas angkot. Bertiga dengan Juliana. Gadis itu tak menaruh curiga. Baginya, bagaimana cepat sampai ke kos dan melepas penatnya.

Jarum jam ketika itu menunjukkan pukul 19.48 WIB, Juliana mengeluarkan ponselnya. "Halo Acai, jemput saya di Simpang Selayang ya," ujarnya kepada adiknya, Acai yang bernama lengkap Kiki Febrian (21).

Juliana memang kerap dijemput Acai. Adiknya itu tak bisa menjemput di kampus, karena menjalani isolasi mandiri. Dia baru saja pulang dari Jakarta.

Usai menelepon Acai, Juliana hendak menaruh kembali ponselnya ketika angkot melambat di jalan sepi. Tato Sembiring lalu mencekik Juliana. Wanita itu kaget dan minta tolong. Salah seorang warga yang menjadi saksi kepolisian, mengaku sempat mendengar jeritan minta tolong korban.

Tato lalu membenturkan kepala Juliana ke besi angkot. Berkali-kali, hingga tak bergerak lagi.

Tato lalu mengambil ponsel korban, mematikan powernya. "Kita jual saja ini, baru bagi dua," ujarnya.

"Tapi kita buang dulu ini mayat," tambah Tato.

Mereka mendiskusikan di mana lokasi pembuangan. Dipilihlah pinggir jurang Sungai Bekala di Dusun I Desa Durin Tonggal Kecamatan Pancur Batu.

Di situ, tubuh Juliana Liem dilempar persis di anak tangga tanah menuju sungai. Lalu Tomi Keliat tancap gas. Angkot itu pun menderu meninggalkan Sungai Bekala.

Keduanya ke tempat Marlon, menawarkan ponsel rampasannya. Marlon hanya menghargainya Rp150 ribu. Tak berlama-lama, Tato Sembiring pun mengambil uang itu lalu mengantonginya. Angkot kembali menderu, meninggalkan tempat Marlon.

***

Sudah satu jam Acai menunggu di atas sadel motornya. Dia lalu turun, kembali menghubungi ponsel kakaknya, Juliana Liem. Namun, tak aktif. Acai mulai khawatir terjadi sesuatu dengan kakak sulungnya itu. Dia pun menyusul ke jalur angkot yang dilewati kakaknya, namun nihil.

Dia lalu menghubungi kerabatnya di Jakarta. Meminta melacak di mana posisi ponsel.

Sudah dini hari baru ada jawaban. Ponsel itu ada di daerah Pancur Batu. Minggu pagi, 12 April 2020, Acai lantas mendatangi Polsek Pancur Batu, melaporkan kehilangan kakaknya Juliana Liem.

Masih di Polsek, tiba-tiba ada laporan masuk. Seorang wanita bernama Sitti Sarah Boru Perangin-angin (45), menemukan mayat wanita saat hendak ke sungai untuk mencuci. Jam 10 ketika itu.

Acai dan polisi, juga rekan-rekan Juliana yang ikut melakukan pencarian, bergegas ke Sungai Bekala, Desa Dorin Tonggal, Pancur Batu. Acai tak kuasa menahan air matanya saat melihat wanita berbaju hitam kombinasi merah itu adalah kakaknya. Kondisinya mengenaskan.

Polisi lalu mengumpulkan keterangan. Termasuk Acai dan rekan-rekan korban bahwa saat itu korban tengah naik angkot. Polisi dari gabungan Polrestabes Medan dan Polsek Pancur Batu menelusuri angkot yang beroperasi malam itu. Juga mengumpulkan rekaman CCTV Dishub Medan. Diperolehlah angkot 103. Pengemudinya, Tomi Keliat.

Tim lainnya melacak IMEI ponsel korban. Diperoleh data yang mengarah ke tempat Marlon. "Saya membeli ponsel ini dari Tato Sembiring pak," ujar Marlon.

Tim lalu bergerak. Ada yang mengejar Tomi Keliat. Yang lain mengejar Tato Sembiring. Tomi Keliat hendak kabur saat didatangi petugas. Terpaksa sebutir peluru menghentikan langkahnya.

Pada Senin (13/4/2020), petugas akhirnya mendapatkan informasi terkait keberadaan tersangka Tato di kawasan Simalingkar, seputaran kebun binatang. Petugas bergerak cepat ke sana untuk mengamakan pelaku.

"Namun saat akan diamankan, petugas kemudian diancam oleh pelaku dengan menggunakan sebilah parang hingga diberikan tindakan tegas yang menyebabkan tersangka meninggal dunia," papar Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Eddizon Isir.

#Pembunuhan #Penemuan mayat

Berita Populer