Redaksi
Redaksi

Sabtu, 13 Desember 2025 21:04

"Administrasi Bisa Nunggu, Nyawa Tidak": Transformasi Pelayanan RSUD Daya Makassar Diuji oleh Kasus Anak Yatim

"Administrasi Bisa Nunggu, Nyawa Tidak": Transformasi Pelayanan RSUD Daya Makassar Diuji oleh Kasus Anak Yatim

Kisah Muhammad Ikram, anak yatim tanpa BPJS yang langsung ditangani dalam kondisi kritis, menjadi bukti awal dan ujian nyata bagi janji transformasi layanan kesehatan oleh Wali Kota Munafri Arifuddin. Kebijakan "nyawa di atas administratif" tak lagi sekadar wacana.

MAKASSAR, BUKAMATANEWS – Sebuah unggahan di media sosial tentang anak yatim yang mendapat pertolongan cepat di RSUD Daya Makassar tanpa prosedur birokrasi menghangatkan perbincangan publik. Kisah itu menjadi test case sekaligus penguat klaim perubahan sistemik yang digaungkan pemimpin baru kota ini.

Muhammad Ikram (15), anak asuh Panti Asuhan Al-Muhaimin, sempat terjebak dalam lingkaran penolakan. Sejak 21 November lalu, ia menderita nyeri hebat yang berujung pada ditemukannya cairan dan gumpalan darah di rongga dada, serta gangguan usus serius. Tanpa kartu BPJS, pintu beberapa rumah sakit seolah tertutup bagi remaja kelas III SMP itu.

“Dalam kondisi putus asa, kami bawa ke RSUD Daya. Begitu masuk, yang ada justru pertolongan, bukan pertanyaan. Mereka ambilkan kursi roda, periksa, dan langsung tindakan. Administrasi? Itu urusan belakangan,” tutur Yuni, pengasuh panti, kepada media di RSUD Daya, Sabtu (13/12).

Kebijakan "pelayanan dulu, administrasi menyusul" itulah yang kini menjadi ciri utama transformasi yang diusung Wali Kota Munafri Arifuddin. Meski belum genap setahun memimpin, pria yang akrab disapa Danny itu menegaskan komitmennya: layanan kesehatan harus berpijak pada kemanusiaan dan keselamatan nyawa.

“Cerita seperti ini yang ingin kami normalkan. Tidak boleh ada lagi masyarakat, apalagi yang tidak mampu, terlambat ditangani karena hal-hal administratif,” tegas Danny dalam beberapa kesempatan sebelumnya.

Viralnya kisah Ikram di media sosial bukan tanpa alasan. Unggahan Yuni di Facebook diserbu ratusan komentar warganet yang sebagian besar memuji sekaligus berharap perubahan serupa merata di semua unit layanan.

“Inilah yang namanya rumah sakit pemerintah, mengutamakan rakyat,” tulis salah satu komentar.

Transformasi di RSUD Daya tak hanya dirasakan Ikram. Muhammad Syarif, orang tua pasien kecelakaan, membenarkan perubahan itu. Anaknya, Muhammad Safein, yang terjatuh dari motor langsung diterima di ruang gawat darurat tanpa proses berbelit.

“Langsung ditangani. Pelayanan sangat cepat. Mereka buktikan janji itu,” kata Syarif.

Saat ini, Ikram masih menjalani perawatan intensif. Pihak panti berharap ia segera pulih dan kembali bersekolah. Sementara bagi Pemkot Makassar, kesembuhan Ikram hanyalah satu tujuan. Tujuan yang lebih besar adalah mengukuhkan perubahan paradigma ini sebagai budaya baru layanan kesehatan publik — yang setiap detiknya mengingatkan: administrasi boleh antri, nyawa tidak.

#RSUD Daya Makassar #anak yatim