Redaksi : Selasa, 28 Oktober 2025 13:04

NEW YORK, BUKAMATANEWSAmazon kembali mencatatkan sejarah kelam di pasar tenaga kerja. Setelah mem-PHK 27.000 karyawan pada 2023 akibat "perkiraan ekonomi global yang memburuk," raksasa e-commerce dan cloud computing ini kini merencanakan PHK terhadap 30.000 orang lagi. Jumlah ini setara dengan 10% dari total tenaga kerja mereka yang mencapai sekitar 350.000 orang.

Menariknya, jika PHK tahun lalu dipicu oleh kelesuan ekonomi, kali ini CEO Andy Jassy secara eksplisit menunjuk pada efisiensi yang dihasilkan oleh teknologi Kecerdasan Buatan (AI).

"Efisiensi berkat AI membuat perusahaan bisa mengurangi jumlah tenaga kerja manusia," ujar Jassy.

PHK massal ini mengirimkan sinyal bahaya ganda bagi pasar AS: tidak hanya pasar tenaga kerja yang melemah, tetapi kini ancaman penggantian oleh teknologi AI pun semakin nyata, terutama bagi pekerja di sektor teknologi.

Keputusan Amazon ini menjadi peringatan keras bagi pekerja kerah putih bahwa kemajuan teknologi—khususnya AI generatif—bukan lagi sekadar inovasi, melainkan kekuatan disruptif yang dapat mengubah struktur organisasi perusahaan terbesar di dunia.

TAG