Timnas Indonesia Jaga Asa Lolos ke Piala Dunia 2026 Meski Takluk dari Arab Saudi
09 Oktober 2025 11:03
Secara keseluruhan total ada 167 orang yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Saat ini, berdasarkan data sementara, sebanyak 118 korban telah ditemukan, 14 diantaranya meninggal dunia.
SIDOARJO, BUKAMATANEWS - Hingga hari ini, Sabtu, 4 Oktober 2025, petugas SAR gabungan masih berupaya melakukan evakuasi terhadap korban runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Kepala BNPB Letjen TNI (Purn) Suharyanto memperkirakan 49 korban masih tertimbun reruntuhan, berdasarkan data dari pondok pesantren.
"Apakah yakin 49 itu ada di situ, kita semua nggak tahu, karena kan ada di reruntuhan. Harapannya ya mudah-mudahan sama, 49 itu sesuai dengan data dari pondok pesantren yang sudah ada foto-fotonya," kata Suharyanto, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, secara keseluruhan total ada 167 orang yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Saat ini, berdasarkan data sementara, sebanyak 118 korban telah ditemukan.
Ada 103 korban selamat dan satu korban lagi ditemukan selamat, namun berada di tempat lain. Sementara 14 diantaranya meninggal dunia.
"118 itu, 103 itu yang selamat, tambah satu namanya Ibnu Fairuz, (sempat) di dalam daftar yang hilang. Tiba-tiba dia selamat, tapi tidak di sini," ucap Suharyanto.
Adapun dari 14 korban meninggal dunia yang telah dievakuasi, ada sembilan jenazah yang masih dalam proses identifikasi. Saat ini, petugas masih terus melanjutkan proses pencarian korban yang diduga terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Sementara itu, Pemerintah memberi layanan trauma healing kepada tiga keluarga korban ambruknya mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Trauma healing tersebut ditangani langsung oleh Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur.
"Ketika ada yang mulai tidak fokus, atau bersandar sama keluarganya, itu kita sapa. Kita beri sedikit refleksi," ujar Kepala Dinsos Jatim, Restu Novi Widiani di Surabaya, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, ketiga keluarga korban yang mendapat layanan trauma healing tidak menunjukkan gejala ekstrem. Sehingga pendampingan hanya berupa motivasi dan penguatan psikologis, tanpa perlu obat-obatan atau rujukan ke rumah sakit jiwa.
"Yang tiga ini sudah bisa ikhlas, hanya perlu motivasi, tidak perlu obat-obatan. Tetapi nanti ketika bertemu langsung dengan jenazah, itu bisa menjadi tahap berikutnya," ujarnya. (*)
09 Oktober 2025 11:03
09 Oktober 2025 09:52
09 Oktober 2025 09:28
09 Oktober 2025 09:52
09 Oktober 2025 09:28
09 Oktober 2025 11:03