
Bupati Irwan Bachri Syam Janji Perjuangkan Nasib Petugas Irigasi Jadi Pegawai PPPK
Amrullah mengimbau masyarakat petani agar tidak terprovokasi dengan isu-isu negatif yang dapat memperkeruh suasana dibalik aksi petugas irigasi, yang berjuang mencari perbaikan nasib.
LUWU TIMUR, BUKAMATANEWS - Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, berjanji akan memperjuangkan nasib para petugas Irigasi menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kinerja (PPPK). Hal ini ditegaskan menyusul aksi tutup Bendung Kalaena, Desa Teromu, Mangkutana, yang dilakukan para petugas Irigasi karena tidak diusulkan sebagai PPPK.

Mewakili Bupati Luwu Timur, Kepala Dinas Pertanian, Amrullah, menyampaikan, sebelum aksi berlangsung, pihaknya telah melakukan koordinasi ke semua sektor termasuk peserta aksi. Ia mengaku bisa memahami perjuangan para petugas Irigasi, agar bisa terangkat sebagai pegawai PPPK.
"Perjuangan teman-teman petugas Irigasi patut kita dukung demi perbaikan nasib, dan Bapak Bupati juga mendukung upaya itu, pada intinya bahwa kami sudah ada koordinasi masalah ini," kata Amrullah, seraya menyampaikan bahwa Bupati Irwan Bachri Syam sebelumnya juga telah melakukan video call melalui WhatsApp bersama para petugas Irigasi, Minggu, 24 Agustus 2025.
Amrullah menjamin, meski para petugas Irigasi menutup Bendung Kalaena, namun tidak akan mengganggu suplai air ke petani.
"Kita jamin kebutuhan air petani kita tetap terpenuhi," ucap Amrullah.
Amrullah mengimbau masyarakat petani agar tidak terprovokasi dengan isu-isu negatif yang dapat memperkeruh suasana dibalik aksi petugas irigasi, yang berjuang mencari perbaikan nasib.
Sementara, Bupati Irwan Bachri Syam melalui video call WhatsApp, memberikan semangat kepada peserta aksi, dan berjanji akan memfasilitasi tuntutan petugas irigasi ke tingkat provinsi dan pusat.
"Saya akan membantu mendorong agar persoalan pengangkatan PPPK ini bisa segera tuntas. Harapannya, petugas irigasi tetap semangat, sementara aktivitas pertanian masyarakat juga tidak terganggu," kata Bupati Irwan.
Diketahui, aksi ini dilakukan para Tenaga Pengelola Operasi dan Pemeliharaan (TP-OP) yang mengaku telah mengabdi belasan tahun. Mereka mendesak agar diakomodir dalam proses PPPK paruh waktu 2025 yang sedang berlangsung hingga 25 Agustus 2025.
Koordinator aksi, Widodo, menegaskan penutupan bendungan hanyalah simbol agar tuntutan mereka benar-benar diperhatikan pemerintah.
"Kami sudah puluhan tahun bekerja menjaga irigasi. Tahun ini adalah kesempatan terakhir untuk diangkat melalui jalur afirmasi. Kalau lewat, kami harus bersaing lagi seperti pelamar umum," kata Widodo. (*)
News Feed
Berita Populer
23 Oktober 2025 10:30
23 Oktober 2025 10:56
23 Oktober 2025 11:42
23 Oktober 2025 11:08