Angka Kematian Jemaah Haji Indonesia Turun Signifikan

MAKASSAR, BUKAMATANEWS - Angka kematian jemaah haji Indonesia pada musim haji tahun ini turun signifikan jika dibandingkan tahun lalu.

Hingga Rabu, 11 Juni 2025, pukul 06.00 WIB, jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal mencapai 221 orang. Angka tersebut berdasarkan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag).

Sebagai perbandingan, angka kematian jemaah haji Indonesia pada 2024 mencapai 461 orang. Sementara dua tahun lalu tercatat 775 jemaah haji Indonesia meninggal dunia.

Anggota Tim Amirul Hajj 2025, Taruna Ikrar, mengatakan, mayoritas kasus kematian disebabkan oleh penyakit jantung, terutama saat puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

"Cuaca ekstrem menjadi tantangan utama selama pelaksanaan puncak haji dengan suhu melebihi 40 derajat Celsius," ujarnya.

Selain cuaca ekstrem, jumlah tenaga kesehatan yang tersedia tidak sebanding dengan total jemaah. "Hanya ada 57 dokter untuk melayani 221 ribu jemaah," ucap Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) ini. 

Karena itu, Taruna mengatakan pihaknya berstrategi dan menjalin koordinasi ketat agar layanan tetap optimal. Apalagi banyak jemaah haji Indonesia yang berusia lanjut dan memiliki penyakit bawaan seperti jantung dan pneumonia.

Karena itu, tim kesehatan menyarankan jemaah tetap berada di dalam tenda antara pukul 10.00 hingga 16.00. "Kami juga mengingatkan pentingnya konsumsi air untuk mencegah dehidrasi dan heat stroke," jelasnya. 

Taruna juga mengusulkan sejumlah langkah untuk peningkatan pelayanan haji. Diantaranya penambahan tenaga kesehatan, komunikasi antarnegara, dan pembatasan usia jemaah.

"Kami menyarankan usia jemaah dibatasi maksimal 65 tahun untuk pelaksanaan haji tahun depan. Usulan lainnya adalah mendirikan fasilitas kesehatan permanen di Arab Saudi," pungkasnya. (*)