KPU Akan Kembalikan Rp150 Miliar Dana Pilgub Sulsel ke Kas Daerah
28 April 2025 22:54
Jusuf Kalla menyebut ekonomi Indonesia tengah menghadapi tekanan berat akibat defisit APBN, meningkatnya utang, lemahnya daya beli masyarakat, dan dampak perang dagang global yang dipicu kebijakan tarif Donald Trump.
MAKASSAR,BUKAMATANEWS - Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan serius.
Menurutnya, situasi ini diperburuk oleh ketegangan perdagangan global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang turut memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia.
“Kita semua sadar bahwa ekonomi global sedang menghadapi tekanan. Penurunan terjadi di berbagai negara, terutama sejak tarif baru dari Trump diberlakukan, meskipun sempat ditunda,” ujar JK dalam program Koneksi Cuap Cuap Cuan di CNBC Indonesia, dikutip pada Rabu (16/4/2025).
JK, yang pernah mendampingi dua presiden berbeda yakni Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo, menyebut bahwa tekanan terhadap ekonomi nasional sebenarnya sudah terjadi sebelum dampak perang dagang itu terasa. Ia menyoroti kondisi fiskal Indonesia yang terus dibayangi defisit anggaran dan peningkatan utang negara.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercatat mencapai Rp 104,2 triliun, dengan pembiayaan utang baru menembus Rp 250 triliun. Angka tersebut setara dengan 40,6% dari total target penarikan utang sepanjang 2025 sebesar Rp 616,2 triliun.
Sementara itu, total utang pemerintah pusat per Januari 2025 telah menyentuh angka Rp 8.909,14 triliun—naik 1,22% dari akhir 2024. Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga meningkat menjadi 39,6%, dan diperkirakan bisa menembus 40,4% menurut lembaga pemeringkat internasional seperti Fitch Ratings.
Tak hanya itu, JK menambahkan bahwa investasi bersih (net investment) juga belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Di sisi lain, daya beli masyarakat mengalami tekanan berat, seiring gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan terbatasnya peluang kerja baru.
"Kalau kita lihat aktivitas di pasar-pasar besar seperti Tanah Abang atau Pasar Senen, terlihat jelas bahwa daya beli sedang melemah," ujarnya.
Penurunan kepercayaan konsumen juga tergambar dari data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) versi Bank Indonesia. Dalam tiga bulan terakhir, angkanya terus menurun: Januari 127,2, Februari 126,4, dan Maret hanya 121,1.
“Jadi, kombinasi antara tekanan global, masalah domestik, serta belum optimalnya investasi membuat ekonomi kita saat ini tidak sedang dalam kondisi yang baik,” tegas JK.
28 April 2025 22:54
28 April 2025 17:59
28 April 2025 09:24
28 April 2025 16:23
28 April 2025 17:37
28 April 2025 08:45
28 April 2025 14:56