Dewi Yuliani
Dewi Yuliani

Minggu, 06 April 2025 19:44

Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan apresiasi tinggi terhadap perkembangan pesat Pondok Pesantren As’adiyah Macanang, Kabupaten Wajo, Sulsel.
Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan apresiasi tinggi terhadap perkembangan pesat Pondok Pesantren As’adiyah Macanang, Kabupaten Wajo, Sulsel.

Menag Nasaruddin Umar Apresiasi Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah Macanang Wajo

Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan kekagumannya atas berbagai kemajuan di lingkungan Ponpes As’adiyah, termasuk berdirinya gedung bertingkat dan masjid megah di lingkungan pondok pesantren tersebut.

WAJO, BUKAMATANEWS – Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan apresiasi tinggi terhadap perkembangan pesat Pondok Pesantren As’adiyah Macanang, Kabupaten Wajo, Sulsel.

Hal tersebut disampaikan Prof Nasaruddin saat menghadiri Halal bi Halal bersama keluarga besar Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang, Minggu, 6 April 2025.

Dalam Acara tersebut, Menteri Agama Nasaruddin Umar didampingi oleh Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kemenag RI Helmi Halimatul Udhma, Stafsus Menag Bunyamin M Yapid, Kakanwil Kemenag Provinsi Sulsel, Ali Yafid, serta Bupati Wajo Andi Rosman, dan sejumlah pejabat lainnya.

Pada kesempatan tersebut Menag mengungkapkan kekagumannya atas berbagai kemajuan di lingkungan Ponpes As’adiyah, termasuk berdirinya gedung bertingkat dan masjid megah di lingkungan pondok pesantren tersebut.

"Bahkan sebelum saya menjadi Menteri Agama, Pondok Pesantren ini sudah berkembang pesat. Semoga ke depan kita bisa terus berbuat lebih banyak lagi," ujar Nasaruddin Umar dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Nasaruddin Umar juga menyinggung kekayaan budaya, bahasa, dan agama yang dimiliki Indonesia sebagai sebuah anugerah besar. Ia menegaskan bahwa meski Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 350 bahasa lokal, keharmonisan antarumat tetap terjaga dengan baik.

"Indonesia itu satu-satunya negara yang begitu luas, dengan begitu banyak perbedaan, tetapi tetap damai. Ini anugerah besar yang harus kita syukuri," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menag turut memperkenalkan konsep lanjutan dari trilogi kerukunan, yang mencakup hubungan harmonis antara manusia, alam semesta, dan Tuhan. Ia menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Allah wajib tunduk pada dua jenis hukum, yaitu hukum takwini (hukum alam) dan hukum tasyri’i (hukum syariat).

"Semua ciptaan Allah tunduk pada hukum alam, tetapi manusia juga wajib menaati hukum syariat. Inilah yang membedakan manusia sebagai khalifah di bumi," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Pondok Pesantren As’adiyah, Bunyamin M Yafid, yang juga merupakan Staf Khusus Menag RI, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan acara tersebut.

"Saya ucapkan terima kasih kepada semua guru-guru kami, adik-adik santri, mahasantri, mahasiswa, para alumni, serta orang tua santri yang telah menyukseskan acara halal bi halal ini. Untuk level pondok pesantren, acaranya luar biasa, performanya luar biasa, apalagi hadir juga Sulis dan beberapa tamu penting dari ibu kota. Tentu ini semua berkah Anregurutta Ketua Umum Pondok Pesantren As’adiyah," ungkapnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Wajo dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan atas dukungan dan perhatian yang diberikan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. (*)

#Menag Nasaruddin Umar #Pondok Pesantren As’adiyah #Kemenag Sulsel