BUKAMATA - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) menyatakan seorang pria Iran didakwa memiliki koneksi dalam rencana pembunuhan Presiden terpilih AS Donald Trump.
Mengutip dari Reuters, pria Iran itu diduga terkait dengan jaringan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Dalam pernyataan yang dirilis Jumat (8/11), departemen itu menyatakan pria Iran itu telah memberi tahu penegak hukum, 'bahwa dia ditugaskan pada 7 Oktober 2024 sebuah rencana untuk membunuh Trump'.
Departemen federal AS itu menggambarkan pria Iran itu sebagai aset IRGC yang bermigrasi ke AS saat masih anak-anak. Dia sempat dideportasi sekitar 2008 silam dengan tuduhan perampokan.
Departemen tersebut mengatakan pihaknya telah mendakwa dua orang lainnya sehubungan dengan dugaan keterlibatan mereka dalam rencana pembunuhan seorang warga AS asal Iran di New York.
Kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, kembali bakal menjadi Presiden AS setelah mengalahkan kandidat petahana dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Versi hitung cepat sejumlah media, termasuk New York Times, mencatat Trump meraih suara elektoral 295, sementara Harris mendapat 226.
Berdasarkan perhitungan popular vote, Trump juga unggul atas Harris yakni 50,9 persen berbanding 47 persen.
BERITA TERKAIT
-
KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh, Indonesia Konsisten Dukung Gaza
-
Emosi Ditantang Duel, Pemilik Kontrakan di Bone Tikam Tamu Penyewa Hingga Tewas
-
Diplomat Indonesia Zetro Purba Tewas Ditembak OTK di Peru
-
Kerjasama AS - Indonesia Bawa Dampak Positif bagi Dunia Usaha
-
Kirim 200 Surat Tarif Impor ke Mitra Dagang, Trump Tutup Ruang Negosiasi Ulang