MAKASSAR, BUKAMATA - Unicef Indonesia bekerjasama dengan Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas), menggelar Training of Communicators Komunikasi Antar Pribadi Khusus Imunisasi HPV, di Hotel Santika, Kota Makassar, 2 - 3 Oktober 2024. Kegiatan ini melibatkan 30 orang peserta, yang merupakan guru dan Tenaga Kesehatan (Nakes).
Rizky Ika Syafitri selaku Spesialis Perubahan Perilaku Unicef Indonesia, mengatakan, Unicef merupakan lembaga PBB yang fokus pada pemenuhan hak anak. Salah satu hak anak, adalah hak untuk hidup sehat.
"Kesehatan adalah salah satu hak dasar," ujar Rizky, Kamis, 3 Oktober 2024.
Menurut Rizky, di Indonesia, pemerintah punya komitmen besar dalam pemenuhan hak anak, di bidang kesehatan. Imunisasi menjadi program rutin untuk semua anak dan gratis tanpa ada diskriminasi. Sayangnya, meskipun disediakan gratis, masih ada yang menolak, juga ragu.
"Sebenarnya tidak benar-benar menolak. Kalau ada penjelasan, komunikasi yang efektif, mereka bersedia," ujarnya.
Menurut Rizky, banyak orangtua yang anaknya tidak bersedia diimunisasi, karena kita menggunakan bahasa yang terlalu teknis. Padahal, harusnya menggunakan komunikasi yang lebih mudah dicerna.
"Pelatihan ini dilaksanakan agar isu-isu kesehatan bisa lebih mudah dicerna masyarakat. Kita dapat support melakukan ini di dua provinsi, Sulsel dan Jateng. Di Sulsel hanya di Makassar, Bone dan Bulukumba," terangnya.
Sementara, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Makassar, dr. Andi Mariani, menjelaskan, kanker mulut rahim atau kanker serviks merupakan pembunuh nomor dua bagi perempuan. Karena itu, pencegahan harus dilakukan sedini mungkin, melalui imunisasi HPV, yang diberikan pada anak perempuan umur 10 - 12 tahun.
"Makassar ini percontohan awal. Tahun 2018 kita sudah mulai pemberian vaksin HPV. Karena baru, banyak juga tantangannya. Keuntungan kita, karena Makassar selalu jadi terdepan ketika ada program kementrian," ujarnya.
Ia mengungkapkan, sudah lebih banyak orangtua yang teredukasi terkait vaksin HPV ini. Selama ini juga cukup banyak kendala, karena banyak orang tua yang tidak berkenan anaknya diimunisasi.
"Dengan adanya komunikator yang dilatih, akan memberikan informasi yang baik dan benar kepada masyarakat," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Andi Asma selaku Analis Monitoring dan Evaluasi Dinas Pendidikan Kota Makassar, mengaku siap mendukung apapun program pemerintah di bidang kesehatan. Ia mengakui, ketika ada vaksinasi untuk anak sekolah, para orangtua masih sangat awam, sehingga perlu diedukasi.
"Rata-rata orang tua yang kami hadapi, mungkin kurangnya edukasi sehingga takut anaknya diimunisasi. Selama ini Dinas Kesehatan selalu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan sebelum melakukan vaksinasi. Semoga dengan adanya program ini, mereka yang dibekali pengetahuan bisa menjadi promotor untuk mensosialisasikan tentang vaksin HPV ini," pungkasnya. (*)
BERITA TERKAIT
-
Riwayat Sakit Titiek Puspa Sebelum Meninggal Dunia: Kanker Serviks hingga Pendarahan Otak
-
Cegah Kanker Serviks, Pemkab dan PKK Gowa Gelar Pemeriksaan IVA dan Pap Smear Serentak di 26 Puskesmas
-
Sulsel Jadi Provinsi Pertama Luncurkan Pedoman dan Strategi Komunikasi Percepatan Penurunan Stunting
-
Semarak Hari Ibu 2023, Ketua TP PKK Makassar Buka Kampanye SADARI dan IVA
-
Pj Sekda Buka Lokakarya Evaluasi Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Percepatan Penanganan Anak Tidak Sekolah