Dewi Yuliani
Dewi Yuliani

Jumat, 21 Juni 2024 12:41

Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmum dan Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi meninjau langsung lahan perkebunan pisang cavendish di Desa Batu Gading, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulsel.
Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmum dan Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi meninjau langsung lahan perkebunan pisang cavendish di Desa Batu Gading, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulsel.

Ada 4 Juta Hektar Lahan Tidur di Sulsel, Kapolda dan Pangdam Dorong Masyarakat Manfaatkan

Adapun budidaya pisang cavendish di Bone ditanam di atas lahan seluas 200 hektar, di Dusun Cenrana, Desa Tellongeng, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone. Lahan yang dipergunakan untuk budidaya pisang cavendish saat ini bukan mengkonversi lahan persawahan tapi lahan milik PTPN XIV.

MAKASSAR, BUKAMATA - Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmum dan Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi meninjau langsung lahan perkebunan pisang cavendish di Desa Batu Gading, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulsel.

Disitu, masyarakat desa memanfaatkan lahan tidur seluas kurang lebih 200 hektar menjadi lahan produktif dengan tanaman hortikultura.

"Saya itu pengen di Sulawesi Selatan itu, beraneka macam produk perkebunan dan perikanan," tegas Bobby, usai peninjauan, Rabu, 19 Juni 2024 lalu.

Kehadiran para pejabat Forkopimda Sulsel tersebut untuk meninjau lahan tidak produktif yang telah dikonversi menjadi lahan hortikultura. Menurutnya, dengan aneka ragam tanaman perkebunan dan perikanan, maka masyarakat Sulawesi Selatan akan semakin produktif.

"Semakin banyak macamnya, semakin banyak orang akan terbantu," jelasnya.

Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian mengatakan, budidaya pisang cavendish itu merupakan bentuk pemanfaatan lahan tidak produktif atau lahan tidur menjadi lahan yang bermanfaat. Bukan mengkonversi lahan persawahan yang ada selama ini.

Sebab kata dia, ada sekitar 4 juta hektar lahan tidak produktif di Sulsel yang belum termanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat selain padi. Tujuannya, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat petani dan sebagai bentuk upaya ketahanan pangan.

"Kami sepakat dengan Bapak Pangdam akan menjadikan ini (pisang cavendish) sebagai salah satu produk unggulan ketahanan pangan Sulsel," kata mantan Kapolda Kalsel ini.

"Saya mencoba mengkaji memang Sulsel ini hebat dari dulu, luar biasa, sampai sekarang lumbung padi nasional, dan masih banyak potensi tanaman hortikultura lain yang belum dimaksimalkan," ujarnya menambahkan.

Alumni Akpol 1991 ini, juga mengatakan, kehadirannya di lokasi budidaya pisang untuk memastikan para masyarakat bisa panen perdana pada awal Agustus mendatang. Bahkan, mantan Dirtipidum Mabes Polri ini berencana akan mengundang Kapolri dan Panglima TNI untuk hadir di Bone.

"Kehadiran kami hari ini untuk memastikan 200 hektare tidak produktif ini, akan bisa panen di awal Agustus nanti. Kalau memang bisa dipanen 80 persen, saya akan undang Bapak Kapolri dan Bapak Panglima TNI," katanya.

Di mata Andi Rian yang juga putra daerah Sulawesi Selatan, apa yang dicanangkan Penjabat Gubernur sebelumnya, Bahtiar Baharuddin ini adalah langkah produktif memajukan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Dirinya pun membandingkan dengan produksi gabah yang harganya ditentukan harga eceran tertinggi (HET). Begitu harganya melebihi HET akan diintervensi pemerintah dengan subsidi.

"Makanya kami di Sulsel melihat karena begitu luas lahan tidur selain lahan persawahan, kita dorong produktivitasnya salah satunya untuk program pisang cavendish," terang Andi Rian.

Satu hektare pisang cavendish kata Andi Rian, modalnya dari pembibitan, tanam, pemupukan, perawatan sampai panen Rp100 juta.

"Tujuh bulan kemudian, harga panen kita kunci Rp 6.000 per kg dan rata-rata Rp 200 juta sekali panen, jadi petani langsung untung Rp 100 juta setiap panen," jelasnya.

Adapun budidaya pisang cavendish di Bone ditanam di atas lahan seluas 200 hektar, di Dusun Cenrana, Desa Tellongeng, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone. Lahan yang dipergunakan untuk budidaya pisang cavendish saat ini bukan mengkonversi lahan persawahan tapi lahan milik PTPN XIV yang bekerjasama dengan PT CAP (Citra Agri Pratama), mempekerjakan masyarakat petani melalui dukungan pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat).

Oleh karenanya, dalam kunjungan tersebut, Forkopimda Sulsel mengajak turut serta Pimpinan Wilayah BRI Sulsel, Hendra Winata, guna menyaksikan program unggulan ketahanan pangan tersebut secara langsung dengan harapan penyaluran KUR kepada masyarakat dapat dimaksimalkan. (*)

#Pangdam XIV/Hasanuddin #Bobby Rinal Makmum #Kapolda Andi Rian R Djajadi #Budidaya pisang cavendish #KUR