
Elon Musk Klarifikasi Tuduhan 'Madol' Saat Rapat Penting SpaceX
"Saya menyangkal mentah-mentah tuduhan bahwa saya mengonsumsi obat-obatan terlarang," ungkap Musk dalam pernyataan resminya.
BUKAMATA - Elon Musk, pendiri SpaceX, memberikan klarifikasi terkait tuduhan bahwa dirinya menghadiri rapat penting perusahaan di bawah pengaruh narkoba.

Laporan ini muncul setelah The Wall Street Journal menghimpun informasi dari beberapa eksekutif SpaceX yang menghadiri rapat tersebut.
Kabar kecanduan narkoba Musk telah menjadi sorotan, mengundang kekhawatiran tentang nasib perusahaan di masa depan. Keprihatinan ini muncul setelah laporan mengenai kebiasaan buruknya di kalangan eksekutif perusahaan yang dimilikinya.
Musk, yang dikenal sebagai salah satu tokoh teknologi terkemuka, menolak tudingan tersebut secara tegas. Ia membuka suara dan menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak memiliki dasar.
"Saya menyangkal mentah-mentah tuduhan bahwa saya mengonsumsi obat-obatan terlarang," ungkap Musk dalam pernyataan resminya.
Musk juga mengakui insiden tiga tahun lalu di mana ia mengisap ganja secara publik dalam acara podcast bersama Joe Rogan. Kejadian tersebut memicu reaksi dari NASA, yang meminta SpaceX membuat perjanjian tertulis untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap aturan federal terkait penggunaan narkoba di tempat kerja.
Sebagai tanggapan, SpaceX disarankan untuk membayar denda sebesar US$ 5 juta untuk memberikan pelatihan kepada karyawan dan menerapkan pengujian acak selama tiga tahun. SpaceX juga dikabarkan mulai mengintensifkan pengawasan terhadap narkoba di perusahaan, bahkan membawa anjing pelacak.
"Setelah satu isapan [ganja] dengan Rogan, saya sepakat dengan permintaan NASA untuk melakukan pengujian acak selama 3 tahun. Tak sedikitpun ditemukan bukti narkoba atau alkohol," ungkap Musk melalui akun media sosial pribadinya.
Pernyataan tersebut berkontradiksi dengan laporan The Wall Street Journal yang menyajikan rincian perbincangan dengan berbagai sumber yang menyatakan kecanduan Musk telah menimbulkan kekhawatiran, termasuk di kalangan pegawai SpaceX dan risiko kontrak perusahaan dengan pemerintah AS senilai USd 1 triliun.
Selain itu, puluhan ribu pekerja di program antariksa AS juga dihadapkan pada risiko yang serius.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47