Hikmah : Jumat, 15 Desember 2023 14:11

BUKAMATA - Ramai aksi boikot yang dihembuskan oleh masyarakat Indonesia terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel tampaknya tidak berdampak signifikan pada kinerja perdagangan Indonesia. Aksi ini berhubungan dengan eskalasi agresi Israel ke Palestina yang belum mereda dan terus memanas.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kondisi politik antara kedua negara tersebut tidak memberikan dampak yang berarti pada kinerja perdagangan internasional Indonesia.

Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, menyatakan dalam konferensi pers hari Jumat.

"Kondisi politik kedua negara tidak signifikan berpengaruh pada kinerja perdagangan internasional Indonesia, karena kontribusinya kecil." jelasnya

Ismartini mengungkapkan bahwa kontribusi impor non migas dari Israel hanya mencapai 0,011% selama periode Januari hingga Oktober 2023. Sementara itu, kontribusi ekspor Indonesia ke Israel pada periode yang sama hanya sekitar 0,07% dari total ekspor Indonesia.

Berdasarkan data BPS, total nilai impor dari Israel selama periode tersebut sebesar US$16,96 juta, sementara ekspor Indonesia ke Israel mencapai US$140,57 juta. Meskipun kecil, kontribusi ini tidak dapat diabaikan.

Sementara itu, kontribusi impor dari Palestina terhadap total nilai impor Indonesia bahkan mencapai 0,000%. Dengan total nilai impor dari Palestina sebesar US$1,57 juta dan total nilai ekspor Indonesia ke Palestina sebesar US$2,37 juta, terlihat bahwa kontribusi Palestina terhadap perdagangan Indonesia sangat kecil.

Berdasarkan penilaian BPS, isu-isu geopolitik dan aksi boikot yang muncul di tengah masyarakat tampaknya belum memberikan dampak yang signifikan pada keseimbangan perdagangan Indonesia dengan kedua negara tersebut.