Nokia Umumkan Bakal PHK 14.000 Pekerjaan Setelah Penjualan Kuartal Ketiga Turun
Program ini diharapkan akan menghasilkan organisasi dengan 72.000 hingga 77.000 karyawan, turun dari 86.000 saat ini, demikian pernyataan perusahaan.
BUKAMATA - Grup perangkat telekomunikasi asal Finlandia, Nokia (NOKIA.HE), mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka akan memotong hingga 14.000 pekerjaan dalam upaya pengurangan biaya baru setelah penjualan kuartal ketiga turun sebesar satu per lima, dipengaruhi penjualan peralatan 5G generasi berikutnya.

Nokia dan pesaingnya, Ericsson (ERICb.ST), telah berjuang menghadapi perlambatan permintaan untuk peralatan 5G di negara-negara seperti Amerika Serikat, mencoba untuk menutupi sebagian kelemahan dengan peningkatan penjualan di India, pasar dengan margin keuntungan rendah.
Nokia sedang membidik penghematan antara 800 juta euro (USD 842 juta) dan 1,2 miliar euro pada tahun 2026, batas waktu di mana perusahaan berupaya mencapai rencana marjin operasi yang setara jangka panjang setidaknya sebesar 14%.
Program ini diharapkan akan menghasilkan organisasi dengan 72.000 hingga 77.000 karyawan, turun dari 86.000 saat ini, demikian pernyataan perusahaan.
"Nokia berharap untuk segera bertindak dalam program ini, dengan setidaknya 400 juta euro penghematan dalam tahun 2024, dan tambahan 300 juta euro pada tahun 2025."
Ericsson, yang juga telah memecat ribuan karyawan tahun ini, mengatakan pada hari Selasa bahwa ketidakpastian yang memengaruhi bisnis mereka akan berlanjut hingga 2024.
"Sementara penjualan bersih kuartal ketiga kami terdampak oleh ketidakpastian yang berkelanjutan, kami berharap untuk melihat peningkatan musiman yang lebih normal dalam bisnis jaringan kami pada kuartal keempat," kata Chief Executive Pekka Lundmark.
Penjualan bersih kuartalan secara keseluruhan turun menjadi 4,98 miliar euro dari 6,24 miliar tahun lalu, meleset dari perkiraan 5,67 miliar euro menurut jajak pendapat LSEG.
Nokia akan beralih ke pusat perusahaan yang lebih ramping untuk meningkatkan fokus strategis sambil melindungi pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, serta memberikan otonomi operasional yang lebih besar kepada unit bisnis, demikian pernyataan mereka.
"Merestrukturisasi dasar biaya merupakan langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan dengan ketidakpastian pasar dan untuk menjamin profitabilitas dan daya saing jangka panjang kami," kata Lundmark.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47
