BUKAMATA - Belakangan ini warganet mengeluhkan cuaca di berbagai wilayah yang ditinggalinya makin panas. Seorang pengguna Instagram mengeluhkan bahwa sepekan terakhir, cuaca dan hawa lebih panas. Pengguna Instagram lain mengeluhkan hal serupa, sudah berbaring di lantai dingin, tetapi hawa tubuh masih terasa panas.
Badan Meteorologi, klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengamini fenomena tersebut. Lembaga itu menyampaikan bahwa ada sejumlah faktor mendorong cuaca panas belakangan.
Salah satunya, adalah dinamika atmosfer yang tidak biasa. "Suhu panas bulan April di Wilayah Asia selatan secara klimatologis juga dipengaruhi oleh gerak semu matahari: lonjakan panas tahun 2023 terparah," tulis BMKG dalam akun media sosial, Ahad (23/4/2023).
Beberapa negara pun mencapai rekor suhu terpanas dalam sepekan terakhir. Yakni, Bangladesh yang tembus di atas suhu 50 derajat celcius. Tepatnya di Kumarkhali, Kushtia dengan suhu 51,2 derajat celcius pada 17 April 2023.
Di samping itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 10 kota terpanas di Asia lainnya terjadi sebagian besar di Myanmar dan India.
Menurut BMKG, hal ini terjadi karena gelombang panas atau heatwave tengah melanda Asia. Indonesia disebut tidak mengalami heatwave, tetapi turut merasakan cuaca yang panas belakangan ini.
"Indonesia tidak mengalami gelombang panas, tetapi suhu maksimum udara permukaan juga tergolong panas," tulis BMKG dalam unggahan di Instagram resminya, Sabtu (22/4/2023).
"Tren pemanasan global dan perubahan iklim: gelombang panas "heatwave" semakin berisiko berpeluang terjadi 30 kali lebih sering," jelas BMKG.
TAG
BERITA TERKAIT
-
Dianggap Berkualitas, Guru RI Diminta Ajar Warga Malaysia Biar Pintar
-
Negosiasi Tarif, Indonesia Tekankan 5 Hal Ini ke Amerika Serikat
-
Wisatawan RI jadi Primadona di Malaysia, 4,1 Juta WNI Berkunjung Sepanjang 2024
-
Negosiasi Tarif Impor, Pemerintah RI Kirim Proposal ke Trump
-
Indonesia Bahas Pembelian Rudal BrahMos, Perkuat Kerja Sama dengan India