BUKAMATA – Anies Baswedan, Bakal calon presiden Partai NasDem, mengisi awal tahun dengan menonton The Edge of Democracy (2019) di Netflix, bersama anak, Mikail.
Film dokumenter itu bercerita soal perjalanan politik Lula da Silva sebagai Presiden Brasil. Film itu bercerita tentang erosi demokrasi dan perjalanan politik Presiden Brazil, Lula da Silva, yang disingkirkan melalui pengadilan yang kontroversial atas tuduhan korupsi, walau pada 2021 Mahkamah Agung membatalkan hukumannya. Kejatuhan Lula dan erosi demokrasi di Brazil membuka jalan bagi Jair Bolsonaro. The Edge of Democracy (2019) digarap sineas perempuan asal Brasil, Petra Consta.
Anies Baswedan">
"Dokumenter ini lalu bercerita tentang upaya penyingkiran terhadapnya melalui pengadilan yang kontroversial atas tuduhan korupsi walau pada 2021 Mahkamah Agung membatalkan hukumannya," kata
Anies lewat unggahan di akun media sosial Instagramnya, Senin (2/1). Menyaksikan The Edge of Democracy, kata Anies, mengingatkannya pada buku How Democracy Dies yang ditulis Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt.
Ia mengatakan merujuk pada buku itu diketahui setidaknya ada tiga tahap untuk melemahkan demokrasi secara perlahan dan tak disadari rakyat.
Pertama, kuasai wasit. Menurut Anies, dengan menguasai wasit berarti mengganti para pemegang kekuasaan di lembaga negara netral atau seperti penegak hukum dengan pendukung status quo.
Kedua, singkirkan lawan politik. Anies mengatakan menyingkirkan lawan politik bisa dilakukan dengan cara kriminalisasi, suap, atau skandal.
Ketiga, mengganti aturan main. Eks Mendikbud itu mengatakan cara ketiga mematikan demokrasi itu diyakini dengan mengubah peraturan negara untuk melegalkan penambahan dan pelanggengan kekuasaan.
"Pelemahan demokrasi secara perlahan seperti itu dapat sebabkan 'shifting baseline syndrome,' yaitu perubahan secara bertahap dan perlahan hingga publik menjadi terbiasa dengan kondisi barunya yang sebenarnya buruk," kata Anies.
Anies mengatakan ketika kondisi-kondisi itu dipenuhi dengan praktik yang dipandang tidak normal, namun akan dianggap lumrah karena perburukan demokrasi berlangsung perlahan. Masyarakat pun, sambungnya, tanpa sadar menganggap hal itu sebagai kewajaran baru.
Menurut Anies, The Edge of Democracy mengajarkan demokrasi tak bisa datang begitu saja (taken for granted). Menurut dia, demokrasi tetap harus dirawat.
"Penyimpangan walau hanya kecil namun kontinyu terhadap etika dan praktik demokrasi akan menjadi lebar bila dibiarkan. Pesan pentingnya: bila terlambat maka akan menjadi terlalu berat untuk dikembalikan pada relnya," ucap Anies yang juga dikenal sebagai inisiator Indonesia Mengajar itu.
BERITA TERKAIT
-
Pemilihan Ketua OSIS SMA dan SMK Serentak, KPU Sulsel Dorong Pendidikan Demokrasi
-
Prof. Didik J. Rachbini Kembali Terpilih sebagai Rektor Universitas Paramadina
-
SBY: Kita Lawan yang Merusak Demokrasi dan Konstitusi
-
Adik Prabowo: Makan Gratis Dikenalkan Sejak Anies Gubernur
-
Momen Haru Pelantikan: Prabowo Subianto Salami Anies Baswedan Usai Dilantik Sebagai Presiden RI