Hikmah
Hikmah

Jumat, 02 Desember 2022 10:42

Ngegas, Rupiah Terbang ke Level Rp15. 400 Per USD

Ngegas, Rupiah Terbang ke Level Rp15. 400 Per USD

Berdasarkan data Revenitiv, pada pembukaan perdagangan pagi ini rupiah langsung tancap gas dan melesat 1.03% ke Rp 15.400/USD .

BUKAMATA - Kabar baik datang dari mata uang Garuda. Pada Perdagangan hari ini, Jumat (2/12/2022) Rupiah kembali menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah yang menghijau selama dua hari berturur-turut dipicu oleh Indeks dolar AS yang kembali merosot pasca pernyataan Jerome Powell selaku ketua The Fed (bank sentral AS). 

Berdasarkan data Revenitiv, pada pembukaan perdagangan pagi ini rupiah langsung tancap gas dan melesat 1.03% ke Rp 15.400/USD . Level tersebut merupakan yang terkuat sejak 11 November lalu. Sementara itu, indeks dolar AS pada perdagangan Kamis merosot 1,15%, melanjutkan penurunan 0,8% hari sebelumnya.

"Masuk akal untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga kami saat kami mendekati tingkat pengekangan yang cukup untuk menurunkan inflasi. Waktu untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga mungkin akan datang segera setelah pertemuan Desember" kata Powell saat memberikan pidato di acara Brookings Institution sebagaimana dikutip dari CNBC International.

Pelaku pasar kini semakin yakin The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada 14 Desember (waktu AS) mendatang.

Pasar saat ini menanti rilis data tenaga kerja AS malam ini. Rilis tersebut akan menjadi salah satu data masukkan untuk Fed sebelum memutuskan kebijakan moneter selanjutnya pada 13-14 Desember 2022.

Konsensus analis Trading Economics memprediksikan angka pengangguran masih akan bertahan pada 3,7%, posisi yang sama pada bulan sebelumnya.

Sebagai informasi, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan angka pengangguran pada Oktober 2022 berada di 3,7%, naik dari bulan September 2022 di 3,5%.Level tersebut menyamai angka Agustus (3,7%) dan menjadi yang tertinggi sejak Februari 2022 (3,8%).

Angka pengangguran Oktober juga di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan 3,6%.

Sementara itu Bank of America (BofA) memperkirakan AS akan mengalami resesi di kuartal I-2023.

"Kabar buruknya di 2023, proses pengetatan moneter akan menunjukkan dampaknya ke ekonomi," kata ekonom Bank of America, Savita Subramanian, sebagaimana dilansir Business Insider, Rabu (30/11/2022).

 

#Rupiah menguat

Berita Populer