Redaksi
Redaksi

Kamis, 13 Oktober 2022 13:06

Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani (INT)
Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani (INT)

Sri Mulyani Ingatkan Dunia Sedang Dalam Situasi Berbahaya

Kebanyakan dari kita mulai dari posisi utang yang tinggi, mengingat langkah luar biasa yang kita ambil untuk mengamankan ekonomi kita dari pandemi

BUKAMATA - Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani menyebut kondisi ekonomi dunia saat ini dalam situasi berbahaya. Hal tersebut diungkapkan dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara anggota G20 di Washington DC, Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Kamis (13/10) WIB.

“Kita bertemu lagi ketika situasi ekonomi global menjadi lebih menantang dan saya tidak merasa berlebihan untuk mengatakan dunia dalam keadaan bahaya.” ungkapnya dalam pertemuan yang disiarkan melalui akun Youtube Bank Indonesia, Kamis (13/10/2022)

Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir, kata dia, dan bahkan belum semua negara pulih dari pandemi. Lebih parahnya, situasi sulit ini harus dihantam perang antara Rusia-Ukraina sehingga memicu terjadinya krisis pangan dan energi, hingga kenaikan inflasi di berbagai belahan dunia.

“Kita semua telah menyaksikan adanya pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diantisipasi, dengan banyak negara maju dan negara berkembang menaikkan suku bunga mereka secara signifikan, ini kemudian menciptakan risiko spillover ke seluruh dunia,” terangnya, yang dikutip Kamis (13/10/2022).

Hal ini kemudian berdampak hebat terhadap negara-negara yang ekonominya sudah rapuh. Mereka pun akhirnya jatuh ke dalam jurang krisis keuangan. Dia pun merasa prihatin karena tidak sedikit negara yang menghadapi masalah sosial karena kelaparan yang melanda rakyat dengan melonjaknya harga.

“Kebanyakan dari kita mulai dari posisi utang yang tinggi, mengingat langkah luar biasa yang kita ambil untuk mengamankan ekonomi kita dari pandemi,” imbuh Sri Mulyani.

Dalam pertemuan sebelumnya, Menkeu sudah menyebutkan bahwa perekonomian global kala itu sudah menantang. Hanya saja, mendekati tahun 2023, kondisinya justru kian memburuk.

“Banyak risiko yang semakin meningkat, kita menghadapi risiko inflasi yang meninggi, lemahnya pertumbuhan ekonomi, krisis energi dan pangan, risiko perubahan iklim, juga geopolitik yang kian terpecah,” pungkasnya.

#Sri Mulyani