Dipusatkan di Bantaeng, Ribuan Warga Peringati Hari Stroke Sedunia
15 Oktober 2024 21:22
Petrus Reinhard Golose
MAKASSAR, BUKAMATA - Badan Narkotika Nasional (BNN) telah menyita 239,5 kilogram (kg) sabu dari Provinsi Sulsel. Hasil itu diperoleh dari sejumlah operasi yang dilakukan sejak tahun 2021 sampai Agustus 2022.
Kepala BNN RI, Petrus Reinhard Golose, mengungkapkan, jumlah itu belum termasuk dari operasi yang dilakukan oleh Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel. Juga belum termasuk jenis narkotika lainnya.
"Saya lihat penangkapan BNN 2021-2022 di Sulsel sekitar 239,5 kilogram. Itu termasuk besar untuk sabu. Polda lapor sekitar 180-an kilogram. Kalau ditotal menjadi 400 kilogram lebih," ungkap Reinhard, usai pelaksanaan Temu Ilmiah Layanan Rehabilitasi Berbasis Bukti, yang dilaksanakan di Hotel Claro Makassar, Selasa, 30 Agustus 2022.
Berdasarkan data pengungkapan kasus pada tahun 2022 ini, BNN Provinsi Sulsel diketahui telah mengamankan sebanyak 129,3 kilogram sabu dan 10,3 kilogram ganja. Menurut Reinhard, banyaknya peredaran narkotika di Sulsel ditengarai tingginya permintaan dari para pengguna.
Akibat hal itu, lebih dari 70 persen penghuni lembaga pemasyarakatan atau lapas di Sulsel ditempati oleh mereka yang tersandung kasus narkotika. Bahkan lebih parahnya lagi, mereka didominasi para pengguna.
"Khusus Sulsel, kami melihat bahwa banyak supply (pasokan) yang datang karena demand (permintaan) yang lumayan, dan lebih dari 70 persen penghuni lapas itu ditempati pengguna narkotika. Artinya, kejahatan narkotika masih lebih banyak dari kejahatan umum," tuturnya.
"Saya juga cek ke jajaran rehabilitasi, terutama yang dipunyai BNNP dan yang rawat jalan, siapa yang paling banyak direhabilitasi di Sulsel, semua pengguna sabu," imbuh Reinhard.
Secara nasional, penggunaan narkotika di Indonesia didominasi oleh konsumsi ganja yang mencapai 41,4 persen, disusul sabu 25,7 persen, serta dextro dan pil koplo sebanyak 11,8 persen. Masuknya peredaran narkotika di Indonesia banyak berasal Panama, lalu negara-negara Amerika Selatan seperti Argentina, Kolombia, dan Ekuador. Kemudian dari Golden Triangle, yakni Myanmar, Laos, dan Thailand.
"Di Argentina baru saja ditangkap sekitar 70-an ton lebih, Panama 134 ton, Kolombia 1.200 ton, dan Ekuador 78 ton. Ada kurir Indonesia tertangkap di Ekuador tapi tidak dihukum, hanya dideportasi karena saking banyaknya kartel yang terlibat," bebernya. (*)
15 Oktober 2024 21:22
15 Oktober 2024 21:12
15 Oktober 2024 20:36
15 Oktober 2024 19:54
15 Oktober 2024 19:45