Dewi Yuliani
Dewi Yuliani

Selasa, 26 Juli 2022 18:50

Pemerintah Kabupaten Takalar bersama Kepala Deputi Litbang BKKBN Prof Drh Muh Rizal Martua Damanik, melaunching Dapur Sehat dan Pencanangan Kampung KB, untuk pencegahan dan penanganan stunting, di Balla Lompoa Galesong, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Selasa, 26 Juli 2022.
Pemerintah Kabupaten Takalar bersama Kepala Deputi Litbang BKKBN Prof Drh Muh Rizal Martua Damanik, melaunching Dapur Sehat dan Pencanangan Kampung KB, untuk pencegahan dan penanganan stunting, di Balla Lompoa Galesong, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Selasa, 26 Juli 2022.

Didampingi Bupati Takalar, Deputi Litbang BKKBN Launching Dapur Sehat dan Kampung KB di Galesong

Pendekatan budaya melibatkan lembaga atau kelompok adat untuk menambah jumlah stakeholder yang terlibat. Pelibatan berbagai stakeholder akan menjamin keberlanjutan program.

TAKALAR, BUKAMATA - Pemerintah Kabupaten Takalar bersama Kepala Deputi Litbang BKKBN Prof Drh Muh Rizal Martua Damanik, melaunching Dapur Sehat dan Pencanangan Kampung KB, untuk pencegahan dan penanganan stunting, di Balla Lompoa Galesong, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Selasa, 26 Juli 2022.

Aksi pencegahan dan penanganan stunting kali ini dilakukan melalui pendekatan sosial budaya atau sosiokultural, yang menyertakan kebudayaan ke dalam penalaran, interaksi sosial, dan pemahaman diri masyarakat terkait stunting.

"Berbagai pendekatan sudah kita lakukan termasuk pendekatan struktural hingga ke desa sudah kita lakukan, lintas sektoral juga sudah kita lakukan, dan kali ini kita lakukan pendekatan sosiokultural atau pendekatan budaya," kata Bupati Takalar, Syamsari Kita.

Ia mengatakan, pendekatan budaya melibatkan lembaga atau kelompok adat untuk menambah jumlah stakeholder yang terlibat. Pelibatan berbagai stakeholder akan menjamin keberlanjutan program.

Syamsari mencontohkan keterlibatan lembaga adat, adalah mengingatkan masyarakat bahwa memberi ASI kepada bayi merupakan warisan agama, warisan budaya yang perlu dijaga, bahkan ditingkatkan ditengah serbuan susu buatan. Demikian juga berbagai jenis makanan bergizi yang sudah ada di sekeliling kita perlu tetap dipertahankan, seperti ubi jalar dan daun kelor, harus tetap dikonsumsi dengan pengolahan yang berbeda sesuai kebutuhan.

"Apa yang ada di sekitar kita bisa menjadi bahan perbaikan gizi untuk mencegah stunting. Dengan berkreasi kita bisa membuat anak-anak kita mau mengkonsumsi sayur dan ikan. Pendekatan yang dilakukan harus berbasis ilmu untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan daya saing anak-anak kita," jelas Syamsari.

Hal ini diapresiasi Deputi Litbang BKKBN Prof Drh Muh Rizal Martua Damanik, sebagai upaya Pemkab Takalar keluar dari permasalahan stunting.

"Kita sepakat dengan Bupati dan Ketua PKK untuk memberikan nama kampung kita, Kampung Siaga Stunting. Olehnya itu, ibu hamil harus diperhatikan, rutin menimbang berat badan, dan memberikan edukasi ibu menyusui agar mau menyusui anaknya," terangnya.

"Alhamdulillah juga, kita sudah menyaksikan MoU antara Kemenag dan Pemkab Takalar yang nantinya para calon pengantin akan diberi edukasi tiga bulan sebelum menikah. Ini juga menjadi bagian dari upaya pencegahan dini stunting," kata Prof Rizal.

Prof Rizal menambahkan, semua pihak dapat berperan dalam pencegahan stunting. Stunting di Indonesia sebanyak 24,4 persen, dan di Takalar juga angka stuntingnya masih tinggi.

"Bagaimana cara mengatasi stunting?Caranya adalah mencegah bayi stunting yang baru dan yang ada sekarang kita perbaiki," pungkasnya.

Launching juga disertai dengan penganugerahan gelar kebangsawanan kepada Kepala Deputi BKKBN Prof Dr drh Muh Rizal Martua Damanik yang bergelar

Daeng Malabbang, ditandai dengan pemasangan songkok guru oleh Pemangku Adat Karaeng Galesong, dan Istri Deputi Litbang Dra Hj Fitrianti Syahriani APT yang diberi gelar Daeng Singara. (*)

#Pemkab Takalar #Bupati Takalar Syamsari Kitta #BKKBN #Dapur Sehat #Kampung KB

Berita Populer