Wapres Gibran Buka Gebyar ABG, Dorong Kolaborasi Nasional untuk Kemandirian Obat
15 November 2025 21:15
Prof Jamaluddin banyak menyampaikan kritikannya terhadap dunia science dan teknologi di Indonesia. "Indonesia itu negara besar, nomor empat penduduknya terbesar di dunia. Tapi dari segi science dan inovasi, kita nomor 48.
MAKASSAR, BUKA MATA - Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta meluncurkan buku terbarunya yang berjudul Pesan Islam Menghadapi Krisis, Sabtu (7/5/2022). Pada kegiatan ini, turut hadir sebagai pembedah buku, Rektor Universitas Hasanuddin Makassar, Prof Jamaluddin Jompa. Selain itu, turut pula hadir Prof Arifuddin Ahmad dan Dr Luhur Priyanto.

Pada kesempatan tersebut, Prof Jamaluddin banyak menyampaikan kritikannya terhadap dunia science dan teknologi di Indonesia. "Indonesia itu negara besar, nomor empat penduduknya terbesar di dunia. Tapi dari segi science dan inovasi, kita nomor 48. Mohon maaf Pak Anis, bapak pernah di DPR, itu kesalahan bapak juga," ungkapnya.
Prof Jamaluddin menyebut, pada semua indeks-indeks yang berhubungan dengan logika, inovasi, dan skill, Indonesia selalu berada pada urutan terbawah. "Kalau kita pakai indeks yang berhubungan dengan anak sekolah kita, kita malas dengarnya, kita semua di bawah," jelasnya.
Menurutnya, penyebab terjadinya hal ini lantaran perhatian pemerintah yang masih kurang dengan bidang Research dan Development (R&D). Ini bisa dilihat dari kecilnya dana yang dialokasikan untuk R&D, yang jumlahnya hanya sekira 0,2 persen dari APBN.
Sementara, lanjut Prof Jamaluddin, negara-negara lain di Asean seperti Singapura atau Malaysia sudah mengalokasikan hingga 1,5 persen dari APBN nya untuk R&D. "Apalagi jika dibandingkan dengan Amerika dan negara lainnya, yang sudah di atas 2 persen bahkan sudah ada yang 3 persen," ungkapnya.
Untuk itu, Prof Jamaluddin meminta, agar semua pihak bisa mengupayakan alokasi dana untuk R&D di Indonesia. "Kita harus tambah dana penelitian kita, tidak perlu 10 kali lipat, cukup 3 kali lipat saja. Tidak hanya dengan semboyan saja, tapi dengan dana R&D yang cukup. Bukan hanya dari pemerintah tapi juga dari industri," jelasnya.
Guru besar di bidang ekologi kelautan ini menyebut, tidak mungkin Indonesia menjadi negara besar hanya dengan tekad semata. "Tanpa kemampuan kita menguasai science, teknologi dan inovasi, itu tidak mungkin, dan tidak mungkin itu dikuasai tanpa modal," tegasnya.
15 November 2025 21:15
15 November 2025 17:18
15 November 2025 17:11
15 November 2025 14:46
15 November 2025 14:14