Dispustaka Makassar dan Takalar Berkolaborasi Tingkatkan Literasi Budaya Lokal

MAKASSAR, BUKAMATA - Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Tenri A. Palallo bersama sejumlah staf berkunjung ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Takalar. Mereka diterima Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Takalar Achmad Rivai, di Aula Gedung PGRI Takalar, Selasa (12/4/2022) 

Kunjungan tersebut merupakan kegiatan kolaborasi, dalam upaya menggerakkan geliat literasi di bidang budaya lokal melalui kegiatan perpustakaan sekolah dan dongeng.

Kepala Dinas Perpustakaan Takalar Achmad Rivai menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan kesediaan Kadis Perpustakaan Kota Makassar sudah mau berkunjung ke Takalar, dalam rangka sharing best practice kegiatan literasi.

“Kami di Takalar baru memulai dan bergerak massif lagi dalam hal geliat dan gerakan literasi, dimulai dari tingkat paling bawah yakni desa dan komunitas hingga ke semua sektor,” lanjut Achmad Rivai.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar Tenri A. Palallo mengatakan, bahwa dia punya prinsip semua orang adalah guru dan semua tempat adalah sekolah. 

“Maka kehadiran kami adalah dalam rangka belajar bersama, sharing best practice dalam pengembangan perpustakaan,"jelasnya.

Mantan Kadis PPPA ini mengatakan, antara Kabupaten Takalar dan Kota Makassar memiliki keterikatan historis dan kesejarahan yang tak terpisahkan. 

"Oleh sebab itu, salah satu tujuan kami kolaborasi kegiatan disini ialah untuk membangkitkan nilai-nilai kearifan lokal dalam pengembangan perpustakaan,” lanjut Tenri A. Palallo.

Tenri memaparkan beberapa program kerja pada Dinas Perpustakaan Kota Makassar, termasuk beberapa inovasi yang sudah diraih Dinas Perpustakaan Kota Makassar pada tingkat nasional. Hal ini memberikan informasi dan pengalaman dalam pengembangan perpustakaan dan literasi.

Pada kegiatan kolaborasi tersebur akan ada 3 program yang dikolaborasikan dengan durasi waktu 3 hari. Program pertama ialah sharing best practice, program kedua ialah kunjungan ke salah satu perpustakaan sekolah (sharing perpustakaan sekolah yang sesuai Standar Nasional Perpustakaan) dan terakhir pelatihan mendongeng berbasis budaya lokal.